KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Senin, 28 Februari 2011

Spondilitis TBC

Spondilitis TBC: "Pengertian

Spondilitis TB adalah peradangan granulonatosa yang bersifat kronis, destruktif oleh mikrobakterium TB. TB tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari focus ditempat lain dalam tubuh. Percivall (1973) adalah penulis pertama tentang penyakit ini dan menyatakan bahwa terdapat hubungan antara penyakit ini dengan deformitas tulnag belakang yang terjadi, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai penyakit Pott. (Rasjad, 1998).

Spondilitis tuberculosa adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang mengenai tulang vertebra (Abdurrahman, et al 1994; 144)

Spondilitis TB disebut juga penyakit Pott bila disertai paraplegi atau defisit neurologis. Spondilitis ini paling sering ditemukan pada vertebra Th 8-L3 dan paling jarang pada vertebra C2. Spondilitis TB biasanya mengenai korpus vertebra, sehingga jarang menyerang arkus vertebra (Mansjoer, 2000).


Etiologi

Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di tubuh, 90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3 dari tipe bovin) dan 5-10% oleh mikobakterium tuberkulosa atipik. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman, tertidur lama selama beberapa tahun. (Rasjad. 1998)


Patofisiologi

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC tempat lain di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, di duga terjadinya penyakit tersebut sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui leksus Batson. Infeksi TBC vertebra di tandai dengan proses destruksi tulang progresif tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body).Penyebaran dari jaringan yang mengalami pengejuan akan menghalangi proses pembentukan tulang sehingga berbentuk 'tuberculos squestra'. Sedang jaringan granulasi TBC akan penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para vertebral yang dapat menjalar ke atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Sedang diskus Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami dehidrasi dan terjadi penyempitan oleh karenadirusak jaringan granulasi TBC. Kerusakan progresif bagian anterior vertebra akan menimbulkan kiposis.


Manifestasi Klinis

Secara klinik gejala tuberkulosis tulang belakang hampir sama dengan gejala tuberkulosis pada umumnya, yaitu badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam hari serta sakit pada punggung. Pada anak-anak sering disertai dengan menangis pada malam hari. (Rasjad. 1998)

Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut,kemudian diikuti dengan paraparesis yang lambat laun makin memberat, spastisitas, klonus,, hiper-refleksia dan refleks Babinski bilateral. Pada stadium awal ini belum ditemukan deformitas tulang vertebra, demikian pula belum terdapat nyeri ketok pada vertebra yang bersangkutan. Nyeri spinal yang menetap, terbatasnya pergerakan spinal, dan komplikasi neurologis merupakan tanda terjadinya destruksi yang lebih lanjut. Kelainan neurologis terjadi pada sekitar 50% kasus,termasuk akibat penekanan medulla spinalis yang menyebabkan paraplegia, paraparesis, ataupun nyeri radix saraf. Tanda yang biasa ditemukan di antaranya adalah adanya kifosis (gibbus), bengkak pada daerah paravertebra, dan tanda-tanda defisit neurologis seperti yang sudah disebutkan di atas. (Harsono,2003)

Pada tuberkulosis vertebra servikal dapat ditemukan nyeri di daerah belakang kepala, gangguan menelan dan gangguan pernapasan akibat adanya abses retrofaring. Harus diingat pada mulanya penekanan mulai dari bagian anterior sehingga gejala klinis yang muncul terutama gangguan motorik. Gangguan sensorik pada stadium awal jarang dijumpai kecuali bila bagian posterior tulang juga terlibat. (Harsono,2003)
lihat artikel selengkapnya - Spondilitis TBC

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

ETIKA PROFESI KEPERAWATAN: "
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN


Etika khusus yang mengatur tanggung
jawab moral para perawat.
l Kesepakatan moralitas para perawat.
Disusun oleh Organisasi profesi, berdasarkan suatu sumber yang ada dilingkungan; baik lingkungan kesehatan, lingkungan konsumen dan lingkungan Komunitas Keperawatan.
Sumber Etika Profesi keperawatan :
1. Etika Kesehatan.
2. Etika umum yang berlaku di masyarakat,
3. Etika Profesi keperawatan dunia -> ICN.
Etika Kesehatan :
Menurut Leenen Gozondeid Sethick, adalah etika khusus dengan menerapkan nilai – nilai dalam bidang pemeliharaan / pelayanan kesehatan yang dilandasi oleh nilai – nilai individu dan masyarakat.
Menurut Soeyono Soekamto (1986), Etika kesehatan mencakup penilaian terhadap gejala kesehatan baik yang disetujui maupun tidak disetujui, serta mencakup rekomendasi bagaimana bersikap/ bertindak secara pantas dalam bidang kesehatan.
Etika Kesehatan mencakup ruang lingkup minimal al :
1. tritmen pada pasien yang menghadapi
ajal
2. Mengijinkan unsur mengakhiri
penderitaan dan hidup pasien dengan
sengaja atas permintaan pasien
sendiri,pembatasan perilaku, dan
infomrmed consent.
3. Bioetika
4. Pengungkapan kebenaran dan kerahasiaan
dalam bidang kedokteran.
Contoh penerapan :
ad.1 Tritmen pada pasien yang
menghadapi ajal :
- Pemberian O2 -> diteruskan / di stop.
- Program pengobatan diteruskan /
tidak
- Suport terapi ( RJP ) sampai kapan.
- dalam kondisi MBO.

Ad.2. Mengijinkan unsur mengakhiri
penderitaan dan hidup pasien
dengan sengaja atas permintaan
pasien sendiri,pembatasan perilaku,
dan infomrmed consent.
- Pasien teriminal
- Status vegetatif
- pasien HIV /AID
- pasien mendapat terapi diet
- pasien menghadapi tindakan medik
-> operasi, pemakaian obat yang
harganya mahal dll.
ad.3 Bioetika :
- aborsi, pembatasan kelahiran,
sterilisasi, bayi tabung, tranplantasi
organ dll.
ad.4 Pengungkapan kebenaran dan
kerahasiaan dalam bidang
kedokteran.
- permintaan informasi data pasien,
- Catatan medik,
- Pembicaraan kasus pasien.

Etika umum yang berlaku di masyarakat :
- Privasi pasien,
- Menghargai harkat martabat pasien
- Sopan santun dalam pergaulan
-> saling menghormati,
-> saling membantu.
-> peduli terhadap lingkungan
Etika Profesi keperawatan dunia -> ICN.
Etika Keperawatan terkandung adanya nilai – nilai dan prinsip – prinsip yang berfokus bagi praktik Perawat.
Praktik perawat bermuara pada interaksi profesional dengan pasien serta menunjukan kepedulian perawat terhadap hubungan yang telah dilakukannya.
Ada 8 prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :
8 prinsip utama dalam Etika Keperawatan ICN :
1. Respek
2. Otonomi
3. Beneficence ( kemurahan hati)
4. Non-maleficence,
5. Veracity ( kejujuran )
6. Kridensialitas ( kerahasiaan )
7. Fidelity ( kesetiaan )
8. Justice ( keadilan )
Ad.1 Respek :
= perilaku perawat yang menghormati
/ menghargai pasien /klien.
-> hak – hak pasien,
-> penerapan inforned consent
= Perilaku perawat menghormati
sejawat
=> Tindakan eksplisit maupun implisit
-> simpatik, impati kepada orang lain.
ad.2 Otonomi :
= hak untuk mengatur dan membuat
keputusannya sendiri.
Tetapi tidak sebebas – bebasnya
-> ada keterbatasan dalam hukum,
kompetensi dan kewenangan.
-> perlu pemahaman tindakan kolaborasi.
ad.3 Beneficence ( kemurahan hati) :
= berkaitan dengan kewajiban untuk
melakukan hal yang baik dan tidak
membahayakan orang lain.
lanjutan :
Pada dasarnya seseorang diharapkan
dapat membuat keputusan untuk dirinya
sendiri , kecuali bagi mereka yang tidak
dapat melakukannya.
-> bayi dan anak
-> pasien koma
-> keterbelakangan mental / kelainan
kejiwaan.
Ad.4 Non-maleficence:
Prinsip -> berkaitan dengan
kewajiban perawat untuk tidak
dengan sengaja menimbulkan
kerugian / cidera pasien.
- Jangan membunuh
- jangan menyebabkan nyeri/
penderitaan lain.
- jangan membuat orang lain tidak
berdaya.
- Jangan melukai perasaan
Ad.5 Veracity ( kejujuran ) :
Kewajiban perawat untuk
mengatakan suatu kebenaran. Tidak
bohong tidak menipu.
Terutama dalam proses informed
consent.
Perawat membatu pasien
untuk memahami informasi dokter
tentang rencana tindakan medik /
pengobatan dengan jujur.
Ad.6 Kridensialitas ( kerahasiaan ) :
Prinsip ini berkaitan dengan
kepercayaan pasien terhadap
perawat. Perawat tidak akan
menyampaikan informasi tentang
kesehatan pasien kepada orang yang
tidak berhak.
Prinsip -> Info diagnose medik
diberikan oleh dokter.
Perawat memberi onfo kondisi
kesehatan umum.
Ad.7 Fidelity ( kesetiaan ) :
Ini berkaitan dengan kewajiban
perawat untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab
yang telah dibuat.
Tanggung jawab perawat dalam tim
-> asuhan keperawatan kepada
individu, pemberi kerja , pemerintah
dan masyarakat.
Ad.8 Justice ( keadilan ) :
Berkenaan dengan kewajiban
perawat untuk adil kepada semua
orang .
Adil -> tidak memihak salah satu
orang. Semua pasien harus
mendapatkan pelayanan yang
sama sesuai dengan
kebutuhannya.
=> Kebutuhan pasien klas Utama
berbeda dengan kebutuhan
pasien klas III.
Etika Profesi keperawatan disususun oleh Oragnisasi secara tertulis
-> “ KODE ETIK KEPERAWATAN “
Fungsi Kode Etik :
Umum :
digunakan untuk mengontrol
perilaku perawat dalam praktik dan
dalam kehidupan berprofesi, sehingga
konsumen mendapatkan kepercayaan
dari pelayanan keperawatan
Fungsi khusus untuk :
1. Mengatur tanggung jawab moral
perawat didalam praktik.
2. Pedoman perawat dalam berperilaku
dalam praktik dan dalam kehidupan
berprofesi.
3. Mengontrol / menentukan keputusan
dalam sengketa praktik, oleh
Oraganisasi profesi, termasuk dalam
memberikan sanksinya.
“ KODE ETIK KEPERAWATAN
INDONESIA “
- disusun dan diputuskan dalam Munas I
tahun 1976.
- Diadakan revisi dalam Munas PPNI VI
di Bandung tahun 2000.
- Berisi tanggung jawab Perawat
terhadap ; Klien / pasien, perawat dan praktik,
perawat dan masyarakat,Perawat dan teman
sejawat dan perawat dengan profesi
Teks Kode Etik Keperawatan Indonesia tahu 2000.
Bab I Perawat dan klien :
1. Perawat dalam memberikan
klien, dan tidak terpengaruh
kedudukan sosia, on politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
.leh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
Teks Kode Etik Keperawatan Indonesia tahu 2000.
Bab I Perawat dan klien :
1. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien, dan
terpengaruh on politik dan agama yang
dianut serta kedudukan sosial.leh
pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit.umur,jenis kelamin, alir
2. Perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan senantiasa memelihara
suasana lingkungan yang menghormati
nilai – nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidupberagama dari
klien.
3. Tanggung jawab utama perawat adalah
kepada mereka yang memebutuhkan
asuhan keperawatan.
4. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu
yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan
oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.
Bab II Perawat dan Praktik
1. Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.
2. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional
yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangakan
kemampuan serta kualifikasi seseorang dalam
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
4. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik
profesi keperawatan dengan selalu menunjukan
perilaku profesional.
Bab III Perawat dan masyarakat :
Perawat mengemban tugas tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan memdukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan
kesehatan masyarakat.
Bab IV Perawat dan Teman sejawat :
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik
dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dalam memelihar keserasian
suasana lingkungan kerja maupun tujuan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal.
Bab V Perawat dan Profesi :
1. Perawat mempunyai peran utama dalam
menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan
pelayanan dan pendidikan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam berbagai
pengembangan profesi keperawatan.
3. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya
profesi untuk membangun dan memelihara
kondisi kerja yang kondusif demi terwujutnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
lihat artikel selengkapnya - ETIKA PROFESI KEPERAWATAN

 HAK – HAK PASIEN

 HAK – HAK PASIEN: "
Hak – hak pasien।


Pasien adalah subyek pelayanan praktik keperawatan / kesehatan।Pasien adalah manusia yang paling lemah karen sakit -> menderita.Pasien tidak memiliki kemampuan tawar terhadap pelayanan kesehatan.=> Pasien perlu mendapat perlindungan hak – haknya,
n Hak ?
Hak = tuntutan terhadap sesuatu dimana
seseorang berhak . Hak
merupakan tuntutan sebagaimana
mestinya dengan dasar keadilan
moralitas atau legalitas.
( Fagin, 1975 )
Hak dapat dipandang dari sudut hukum
dan pribadi.
Dari sudut hukum, hak memberikan kekuasaan tertentu untuk mengontrol situasi.
Dari sudut pandang pribadi, hak mempunyai banyak hal yang harus dipertimbangkan al. :
1. Pertimbangan etis,
2. Cara seseorang mengatur kehidupannya,
3. Nilai – nilai yang dianut,
Semuanya dipergunakan untuk mempertimbangkan keputusan yang dibuat.
- > baik / buruk, benar / salah dalam
menggunakan / menuntut hak.
n Faktor – faktor yang mempengaruhi konsep pribadi tenang Hak ( Fromer,1981 ) al.:
1. Hubungan sosial,
2. Orang tua / keluarga,
3. Kebudayaan / lingkungan dan informasi
media.
Hak – hak manusiawi yang istimewa dari semua orang ( fisiologis ) :
1. Mengekspresikan perasaan,
2. Perasaan iba,
3. Simpati dan impati
4. Intelegensia -> pemikiran2.

n ADA 5 PERSYARATAN UNTUK MEMBANTU MENGURAI TENTANG HAK
( Bandman and Banman, 1985 ) Yaitu :
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang
dipilih seseorang.
2. Orang lain mempunyai tugas memberi
kemudahan terhadap penggunaan hak
seseorang,
3. Hak harus sesuai dengan prinsip keadilan,
4. Hak harus dapat dilaksanakan,
5. Apabila hak itu membahayakan, dapat
dikesampingkan / ditolak oleh yang
mempunyai hak, tetapi harus diberi kompensasi.
n Jenis hak ( secara umum/ universal )
1. Hak untuk memilih / kebebasan
2. Hak mendapatkan kesejahteraan
3. Hak legislatif /dalam hukum.
Hak memilih / kebebasan :
= hak orang2 untuk hidup sebagaimana
yang dipilih dalam batas yang
ditentukan ( Fromer , 1981 )
-> berpakaian, makan, dll.sebatas
norma yang berlaku.
n Hak Kesejahteraan :
= hak mendapatkan standar keselamatan,
keamanan, pendidikan, pemeilharaan
kesehatan dll.( Former,1981)
Hak Legislatif :
= hak dalam hukum berdasarkan
keadilan.
-> Keputusan dalam pengadilan secara adil.
-> memberi asupan dalam rancangan
pembuatan peraturan,
-> mengusulkan perubahan peraturan
-> dll.
n Penggunaan hak :
Hak dapat digunakan se hari – hari
1. Hak digunakan sebagai pengekspresi
kekuasaan dalam konflik seseorang
dengan kelompok.
-> berbeda pendapat
-> mempertahankan ide dll.
2. Hak digunakan untuk menjustifikasi
tindakan.
-> alasan mengapa sesuatu dilakukan,
-> alasan mengapa menolak sesuatu. Dll.
3. Hak dapat digunakan untuk
menyelesaikan perselesisihan.
-> Menuntut yang menjadi haknya,
-> Memberikan yang bukan haknya.

Ada beberapa tuntutan tentang hak.
Yang sedang trend didunia :
1. hak azasi ?
2. hak pasien ?
n HAK AZASI MANUSIA :
Keputusan PBB 1949.
( the United Nation Universal Declaration International of Human Rights)
1. Hak kebebasan berbicara dan beragama,
2. Hak kebebasan dari ketakutan dan
kekurangan ( kesejahteraan )
3. Hak kebebasan menentukan dan mengambil
keputusan sendiri,
4. Hak atas penghargaan akan harkat dan
martabat sebagai manusia,
5. Hak yang sma antara laki – laki maupun
perempuan.
n Hak – hak pasien ( A Patient”s Bill Of Rights)
-> John F Kennedy, 1962 dan deklarsi WHO
Helsinki,1964.
1. Hak memilih pelayanan kesehatan,
2. hak penghargaan atas harkat dan martabat
sebagai manusia,
3. Hak perlindungan keamanan dan rahasia
tentang penyakitnya,
4. hak mendapatkan informasi secara lengkap
tentang penyakit dan perkembangannya.
5. Hak menyetuji / menolak tindakan
pengobatan ( informed consent )
6. hak mendapatkan resume catatan medik.
n Hak – hak kelompok khusus :
n Termasuk kelompok khusus :
1. Orang – orang cacat
2. Orang – orang terbelakang
3. Orang yang akan meninggal,
4. Wanita hamil.
Meskipun tidak sakit, mereka mempunyai
hak seperti pasien.
Khusus orang yang akan meninggal, mempunyai hak untuk meninggal dengan tenang, bebas dari kesakitan dan selanjutnya dirawat sesuai adat, budaya dan keyakinan agamnya.
n Hak – hak pasien khusus :
1. Pasien terminal -> meninggal dengan
tenang dan manusiawi.
2. Pasien tidak berdaya / tidak sadar
karena penyakit ataupun kecelakaan.
-> mendapat perlindungan dan
tindakan penyelamatan sesuai
standar, tanpa hrs.melalui proses
informed konsen.
3. Dalam penelitian kesehatan
-> informed konsen dan kompensasi.
n Hak – hak Perawat :
1. Hak untuk berserikat dalam organisasi profesi
2. Hak mendapatkan imbalan jasa yang
layak.
3. Hak untuk mengontrol sendiri mutu
praktiknya.
4. Hak untuk mengembangkan profesi &
kompetensinya.
5. Hak untuk mendapatkan tempat praktik
yang layak.

n Kewajiban Perawat dan Pasien :
n Kewajiban
= sesuatu keputusan / ketetapan hukum
yang harus dilaksanakan oleh semua
orang disuatu lingkup hukum tsb.
Diberlakukan.
Perbedaan hak dan kewajiban :
Hak boleh tidak digunakan / diabaikan,
Kewajiban harus dilaksanakan.
n Kewajiban Perawat memenuhi hak – hak pasien, kelompok khusus dan hak- hak pasien khusus.

Kewajiban pasien :
1. Memberi informasi yang tepat dan lengkap atas
keluhan penyakit yang diderita dan perubahannya.
2. Menghormati pemberi pelayanan kesehatan.
3. Mentaati nasehat pemberi pelayanan kesehatan,
4. Mentaati peraturan lembaga pemberi pelayanan
kesehatan,
5. Membayar jasa sesuai ketentuan / kesepakatan.
6. Menghormati pasien lain,
7. Bertanggung jawab atas informed konsen,
n Informed consent :
- merupakan hak pasien, untuk
menyetujui atau menolak rencana
tindakan medik / kepertawatan.
- dilindungi oleh undang – undang
-> UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan.
-> UU No.29 tahun 2004 tentangpraktik
kedokteran.
-> Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang
registrasi dan praktik perawat.

n Proses infoemed consent :
1. Tahap informasi -> isi informasi :
- tentang macam penyakit
- proses perjalanan penyakit yad.
- rencana tindakan medik
- keuntungan dan kerugian tindakan
medik serta pengalaman dokter
menangani kasus penyakit serupa.
- beberapa kemungkinan dalam proses
tindakan medik.
- besaran biaya yang dibutuhkan.
n Bentuk persetujuan / menolak tindakan :
a. Tertulis untuk tindakan – tindakan
pembedahan, transplantasi organ,
pengambilan organ yang
mempengaruhi fungsi kehidupan
selanjutnya, dll.
b. Tidak tertulis ( verbal, non verbal )
untuk tindakan – tindakan yang tidak
mengandung resiku berat / perubahan
siklus fisiologi kehidupan.
Contoh…..
n Contoh : -> tindakan – tindakan
n keperawatan.
- menyuntik,
- memberikan tambahan O2,
- Pemeriksaan fisik,
- pemeriksaan lab.dengan mengambil
sempel darah, urin, sekresi dll
- Pemeriksaan X foto Ront”gent

n 2. Tahap pertimbangan pasien dan
keluarganya.
- ada waktu untuk pasien dan keluarga
berdiskusi, konsultasi sehingga
memperoleh pemahan menghadapi
masalah penyakitnya.
-> perawat berperan.
3. Tahap pasien mengambil keputusan
- menyetujui / menolak dengan
mantap.
n Peran Perawat dalam Informed consent :
n a. Langsung / mandiri
Untuk semua tindakan keperawatan.
b. Pendamping ( advokasi )
Untuk tindakan medik yang memerlukan
pernyataan tertulis.
Bentuk advokasi :
-> memperjelas informasi dokter yang
belum jelas.
-> memberi pertimbangan saat pasien
akan mengambil keputusan.
n Hak – hak Perawat :
1. Hak untuk berserikat dalam organisasi profesi
2. Hak mendapatkan imbalan jasa yang
layak.
3. Hak untuk mengontrol sendiri mutu
praktiknya.
4. Hak untuk mengembangkan profesi &
kompetensinya.
5. Hak untuk mendapatkan tempat praktik
yang layak.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
lihat artikel selengkapnya -  HAK – HAK PASIEN

KELAINAN BEDAH THORAKS

KELAINAN BEDAH THORAKS: "KELAINAN BEDAH THORAKS

• Adalah kelainan bedah :
Pleura
Perikardium
Pulmo
Cor
• KELAINAN PLEURA
• 1. PNEUMOTHORAKS
a. Simpel
b. Tension
• 2. HEMOTHORAKS/ HEMATOTHORAKS
a. Simpel
b. Masif
• 3. EFUSI PLEURA
• TERAPI/ PENANGANAN
chest tube dan Water Seal Drainage ( WSD )
• KELAINAN PERIKARDIUM
• 1. HEMOPERIKARDII/ TAMPONADE
JANTUNG
TERAPI/ PENANGANAN
Pericardiacosentesis
• 2. PERICARDITIS
TERAPI
antibiotika
• KELAINAN PULMO
• 1. ABSES PULMO
• 2. KANKER PULMO
a. Primer : berasal dari pulmo
b. Sekunder : hasil metastase dari
organ lain
• KELAINAN COR ( JANTUNG )
• 1. KONGENITAL
a. OBSTRUKTIF
- Stenosis pulmonalis
- Stenosis aorta
b. HUB. KANAN & KIRI ( asianosis )
- Patent duktus arteriosus ( Botalli )
- Defek interatriorum
- Defek interventrikularis
c. HUB. KANAN & KIRI ( sianosis )
- Transposisi aorta
- Tetralogi Fallot

• KELAINAN COR
• 2. AQUISITA ( DAPATAN )
a. KELAINAN KATUP ( endocarditis )
- Katup mitral
- Katup Aorta
b. KELAINAN a. KORONARIA
- Arteriosklerosis
c. KELAINAN IRAMA
d. TUMOR/ KANKER
• ABSES PULMO
• Infeksi dan nekrosis parenkhim pulmo
• Etiologi ( penyebab )
a. obstruksi benda
asing
b. bronkhitis
c. tumor
d. kista
e. abses hepar
Kuman penyebab : staphilokkokkus, streptokokkus
• Tanda dan gejala
batuk sputum, demam, sesak nafas
menggigil

• ABSES PULMO
• Diagnosis
a. Klinis : hemoptisis, sesak
b. Laboratorium : lekositosis
c. x foto thoraks : kavitas udara
dan cairan
• Komplikasi
- perluasan jaringan nekrosis
- fistula bronkhopleura
- emfisema
- pneumothoraks
- perikarditis
• Terapi
- antibiotika
- operasi ( lobektomi )
• KARSINOMA PULMO
• A. KARSINOMA PULMO PRIMER
Etiologi : rokok, polusi udara
Umur : 60 an
Histopatologis :
1. Sel kecil ( millier )
sangat ganas)
2. Sel besar
WHO ( 1982 ) :
1. Karsinoma sel skuamosa ( 30 % )
2. “ sel millier ( 25 % )
3. “ sel besar ( 10 % )
4. Adenokarsinoma ( 30 % )

• B. KARSINOMA PULMO SEKUNDER
x foto spesifik ( “ COIN LESION “ )
• KARSINOMA PULMO PRIMER
• Stadium Karsinoma pulmo
• Tumor :
Tx ( tidak dapat ditentukan ) STADIUM :
T0 ( tidak ditemukan klinis ) T N M
Tis ( tumor insitu/ intrapulmoner ) Karsinoma tersamar x 0 0
T1 ( <> 3 cm. invasi pleura visceralis ) “ I 1,2 0 0
T3 ( berbagi ukuran, invasi kesekitar ) “ II 1,2 1 0
T4 ( berbagi ukuran, invasi keorgan sekitar ) “ IIIA 1,2,3 2 0
• Nodi : “ IIIB all all 0
Nx ( tidak dapat ditentukan ) “ IV all all 1
N0 ( tidak ditemukan klinis )
N1 ( ipsilateral/ hilus ipsilateral )
N2 ( mediastinum ipsilateral )
N3 ( mediastinum kontralateral )
• Metastase :
Mx ( tidak dapat ditemukan )
M0 ( tidak dapat ditemukan )
m1 ( didapatkan metastase jauh )
• KARSINOMA PULMO SEKUNDER
• MERUPAKAN 30 %
• 80 % KARSINOMA, 20 % SARKOMA
• “ COIN LESION “ ( x foto thoraks )
• Hasil metastase dari :
karsinoma colon,
ginjal, uterus,tulang
melanoma, testis dll.
5 year survival paska operasi 30 %
sering diperlukan reseksi berulang
• KARSINOMA PULMO
• Klinis :
batuk, hemoptisis, lendir, pneumo-
nitis berulang
• Stadium lanjut :
Sindroma V. kava superior (
disfagia, dispneu,stridor )
infiltrasi saraf ( laryngeus, frenicus )
Sindroma Pancoast ( nyeri lengan,leher, pare-
sis, Sindroma Horner )
• Pemeriksaan tambahan :
x foto thoraks, CT Scan, USG.
• Terapi :
operasi, radioterapi, sitostatika ( kemoterapi )
• KELAINAN COR (JANTUNG )DAPATAN
• KELAINAN KATUP AORTA
Etiologi :
demam rheuma
Diagnosis :
sinkop, nadi kecil, gangguan faal jantung, EKG,
USG, angiografi

Penanganan :
penggantian katup donor/ buatan
KELAINAN KATUP MITRAL
Etiologi :
demam rheuma, insufisiensi a. koronaria
Diagnosis :
fibrilasi atrium, angina pectoris, EKG, USG, angiografi
Penanganan :
valvulotomi, penggantian katup

• TETRALOGI FALLOT
• TANDA DAN GEJALA :
sianosis
• TEMPAT KELAINAN :
1. Defek interventri
kel
2. Transposisi Aorta
3. Stenosis pulmonal
4. Hipertrofi ventrikel
kanan

• PENANGANAN :
tindakan bedah bila sianotik >>/
palliatif bila sianotik ringan

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
lihat artikel selengkapnya - KELAINAN BEDAH THORAKS

•OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT

•OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT: "
•OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT


• 0bat yang bekerja langsung pada sistem susunan saraf pusat
• SUSUNAN SARAF PUSAT
• Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Fungsi sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya.
• SUSUNAN SARAF PUSAT
• OTAK DEPAN
• Kortek serebrum
Ø Untuk menentukan perilaku yang bertujuan dan beralasan
Ø lobus frontalis : pusat berfikir, berperilaku, penentuan keputusan
Ø lobus parietalis : pusat pendengaran dan perabaan
Ø lobus oksipitalis : pusat asosiasi visual
Ø lobus temporalis : pusat auditorik
• Diencefalon
Ø Thalamus : menerima semua informasi sensorik
Ø Hipothalamus : Endokrin, mengarahkan informasi mengenai suhu, rasa lapar, aktivitas susunan saraf otonom,status emosi
• BATANG OTAK
Ø terdiri dari : pons, medula oblongata, mesensefalon
Ø terdapat neuron-neuron yang mengatur fungsi sistem kardiovaskuler dan respirasi
• SEREBELUM
Ø Membantu mempertahankan keseimbangan dan bertanggung jawab bagi respon otak
• OTAK BESAR
• OTAK BESAR
• OTAK BESAR
• OTAK BESAR
• POTONGAN SAGITAL OTAK
• Obat penekan susunan saraf pusat
Ø Sedatif-hipnotik
Ø Anestesik umum dan lokal
Ø Analgesik
Ø Analgesik narkotik
Ø Antikonvulsi
Ø Antipsikotik
Ø Anti depresan
• 1. SEDATIF - HIPNOTIK
• Obat yang dapat mengakibatkan hilangnya respon fisik dan mental namun tidak mempengaruhi kesadaran
• Obat yang mengurangi ketegangan dan kecemasan ( ansietas )
• Macam sedatif hipnotik : Barbiturat, benzodiazepin, piperidinedione
• Masa kerja hipnotik :
Masa kerja singkat
Masa kerja sedang
• BARBITURAT
• Pertama kali diperkenalkan pada awal 1900-an
• Klasifikasi :
Ø Masa kerja panjang, meliputi : fenobarbital, mefobarbital, dan metarbital yang dipakai untuk mengandalikan kejang pada epilepsi.
Ø Masa kerja sedang, meliputi : amobarbital ( amytal ), aprobarbital ( alurate ), butabarbital ( butisol ) dipakai untuk mempertahankan tidur dalam waktu yang lama.
Ø Masa kerja cepat, meliputi : sekobarbital (seconal), pentobarbital (nembutal), dipakai untuk obat tidur.
Ø Masa kerja sangat singkat, meliputi :natrium tiopental (penthotal), yang dipakai untuk anestesi umum.
• Dalam penggunasnnya, barbiturat harus dibatasi karena karena banyak efek samping.
• Indikasi
Untuk mengobati insomnia,sedasi, medikasi pra bedah.
• Kontra indikasi
depresi pernafasan, penyakit hati yang berat, kehamilan
• Efek samping
letih, mengantuk, hang over, pusing, mual, muntah,diare.
• Reaksi yang merugikan
depresi pernafasan, ketergantungan obat, dan toleransi.
• Farmakokinetik
absorbsi P.O : 90%
ditribusi : PP 35 - 45%
metabolisme : t½: 4 jam (tahap I), 30-50 jam (tahap II)
eliminasi : urin sebagai metabolit
• BENZODIAZEPIN
• Sedatif-hipotonik yang menimbulkan tidur
• Mengakibatkan mimpi buruk dan mimpi yang tidak jelas.
• Meliputi : flurazepam (dalmane), temazepam, triazora.
• Indikasi : insomnia
• Kontra indikasi : kehamilan, hipersensitifitas terhadap benzodiazepin.
• Efek samping : hangover, sakit kepala, mengantuk, mual, muntah, diare, bingung, depresi mental.
• Farmakokinetik
absorbsi : P.O : F&T diabsorbsi dengan baik.
distribusi : PP (F)=97%, T=96%
metabolisme : t½ : F 2-3 jam, T =10-20 jam
eliminasi :ginjal sebagai metabolik aktif
• Farmakodinamik
F =mula:15-45 menit, P=30-60 menit, L=7-10 jam
T=mula:30 menit, P=2-3 jam, L=10-18 jam

• Piperidinedione
• Peertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an, berupa glutetimid, metiprilon, yang mempunyai efek seperti barbiturat dengan masa kerja singkat.
• Dipasarkan sebagai non adiktif
• Dapat menimbulkan reaksi merugikan yang serius
• Sudah jarang dipakai
• Piperidinedione
• Kloral hidrat
• Etklorvinol (placydil), kloral hidrat, paral dehid
• Efektif pada lansia
• Hati-hati pada penderita gangguan hati berat
• Iritasi lambung sering terjadi
• 2. Anestetik
• Anestesi umum dan lokal
• Mengurangi nyeri, menyebabkan hilangnya kesadaran
• anestesi seimbang, suatu kombinasi obat-obatan yang sering dipakai dalam anestesi umum, meliputi :
Hipnotik diberikan semalam sebelumnya
Premedikasi
Barbiturat dengan masa kerja singklat, seperti natrium tiopenal
Has inhalan, seperti nitrous oksida dan oksigen
Pelemas otot jika diperlukan

• Anestesi lokal
• Anaestesi lokal menghilangkan sakit pada tempat dimana obat diberikan, dan kesadaran tetap dipertahankan, pertama kali menggunakan kokain hidroklorida
• Sekarang menggunakan lidokain hirdroklorida yang mempunyai kerja cepat dan masa kerja lama, lebih stabil dalam larutan, lebih sedikit menimbulkan reaksi hipersensitifitas dari pada prokain.
• 3. Analgesik narkotik dan non narkotik
• Diresepkan untuk meredakan nyeri, nyeri yang ringan sampai sedang dari otot rangka dan sendi seringkali diredakan dengan analgesik nonnarkotik. Nyeri yang sedang sampai berat pada otot polos, organ dan lainnya biasanya menggunakan analgesik narkotik
• Kasifikasi dan jenis nyeri :
Nyeri akut, yang dapat ringan sedang atau berat
Nyeri kronik
Nyeri superfisial
Nyeri somatik (tulang, otot rangaka, dan sendi)
Nyeri viseral (nyeri dalam)
• Analgesik nonnarkotik.
• Salisilat dan obat antiinflamasi nonsteroid
v Aspirin (ASA) adalah suatu salisilat analgesik nonnarkotik tertua yang masih dipakai
v Aspirin dijual bebas, contoh :buferin ecotrin, anacin yang mengandung kafein, dan alka seltzer.
v Efek utama : meredakan nyeri, antipiretik
v Kontra indikasi :anak yang mengalami demam, usia>12 tahun
v Efek samping: iritasi pada lambung
v P.O. :325-650 mg, 3x sehari (sakit kepala, pegal, nyeri otot). 1 gram 4-6x/hari (untuk inflmasi)
• Asetaminoven
• Dijual bebas umumnya dipakai untuk analgesik dan antipiretik pada semua usia
• Jenis : Tylenol, tempra, panadol, datril
• Kontraindikasi :penyakit hati / ginjal yang berat
• Efek samping : anoreksia, muntah diaforesis
• Reaksi yang merugikan: hipoglikemia berat, perdarahan, oligouria, anemia hemolitik, lekopenia.
• Dosis : P.O. : 325-650 mg 4x sehari
• Pemakaian dalam jangka waktu yang lama kan menimbulkan nekrosis hati
• Farmako dinamik : asetamenoven menghambat sintesis prostaglandin yang mengurangi rasa nyeri, efektif untuk mengurangi rasa nyeri sedang dab ringan.
• Asetamenoven diabsorbsi baik oleh gastro interstinal, karena waktu paruh yang pendek asetaminoven dapat diberikan setiap 4 jam sekali, dengan dosis max.2,5-4g/hari.
• Dosis tinggi dapat menjadi toksik bagi sel-sel hati
• Meperidin (Demerol)
• Mempunyai kerja yang lebih singkat dari pada morfin.
• Dapat diberikan peroral, intramuskular, dan intravena, dan merupakan narkotik yang paling banyak dipakai untuk meredakan nyeri pascapembedahan.
• Farmakokinetik : biasa diberikan intramuskular untuk nyeri pascabedah karena diabsorbsi lebih cepat dari pada peroral, diekskresikan dalam urine,t½ sedang dan dapat diberikan beberapa kali perhari.
• Meperidin (Demerol)
• Meperidin (Demerol)
• Meperidin (Demerol)
• Farmakodinamik : tidak boleh dipakai bersama alkohol, atau hipnotik-sedatif karena dapat mengakibatkan depresi SSP aditif.
• Indikasi : meredakan nyeri sedang sampai berat.
• Kontraindikasi : alkoholisme, trauma kepala, peningkatan TIK, penyakit hati, ginjal hati dan paru.
• Efek samping : mual, muntah, konstipasi, hipotensi, bradikardi, sedasi, kekacauan mental.
• Reaksi yang merugikan : distres pernafasan, hipotensi berat, ketergantungan.
• Dosis :P.O.,IM :50-100mg, setiap 3-4 jam jika perlu.
• Pentazosin (Talwin)
• Indiaksi : untuk nyeri sedang dan berat.
• Kontra indikasi : alkoholisme, trauma kepala, penyakit hati, ginjal,paru yang berat.
• Farmakokinetik : P.O diabsorbsi dengan baik,PP=60%, metabolisme :t½ 2-3 jam, eliminasi :ginjal, sebagian dieliminasi tanpa perubahan.
• Efek samping : pusing, euforia, mual, muntah, sakit kepla, konstipasi, sedasi, kekacauan mental
• Pentazosin (Talwin)
• Pentazosin (Talwin)
• Antikonvulsi (anti epilepsi)
• Obat yang digunakan untuk epilepsi
• Bekerja menekan impuls listrik abnormal dari pusat serangan kejang kedaerah korteks lainnya, sehingga mencegah serangan kejang, namun tidak menghilangkan penyebab serangan kejang.
• Jenis antikonvulsi
Ø Hidantoin
Ø Barbiturat
Ø Suksinimid
Ø Oksazolidon / oksazolidindion
Ø Benzodiazepin
Ø Iminostilben
Ø valproat
• ANTIPSIKOTIK, ANTIANSIETAS DAN ANTIDEPRESI
• ANTIPSIKOTIK
• Merupakan kelompak obat terbesar yang dipakai untuk mengobati gangguan mental.
• Antipsikotik dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok :
fenotiazin
nonfenotiazin
• Fenotiazin
Fenotiazin Alifatik
Obat yang termasuk alifatif adalah klorpromazin (thorazin)
Ø Indikasi : mengobati psikosis, (mania, skizoprenia), cegukan yang tidak mau berhenti.
Ø Kontra indikasi : gangguan hati, penyakit koroner, insufisiensi cerebral, hipotensi berat.
Ø Dosis : 25 mg, max 1000mg /hari
Ø Farmakokinetik :
• Absoebsi oral bervariasi
• Berikatan dengan protein sangat kuat
• t½ : 30 jam
• Diekskresikan sebagai metabolit dalam urin.
Ø Efek samping : sedasi, EPS, hipotensi, konstipasi, sakit kepala, retensi urine, mulut dan mata kering.
Ø Farmakodinamik : mula kerja P.O, IM, IV, adalah sama, preparat sustained-release memperpanjang masa kerja menjadi 10-12 jam.
2. Fenotiazin Piperazin
oabat yang termasuk piperazin salah satunya adalah : proklorperazine (compazine)
Ø Indikasi : mengobati mual, muntah, pemakaian sekunder adalah untuk psikosis.
Ø Kontraindikasi :
• Fenotiazin piperazin
Ø Obat yang termasuk piperazin salah satunya adalah : proklorperazine (compazine)
Ø Indikasi : mengobati mual dan muntah, pemakaian sekunder adalah untuk psikosis.
Ø Kontraindikasi : penyakit kardiovaskuler, gangguan hati yang berat, depresi su-sum tulang belakang, glaukoma sudut sempit, serangan kejang.
Ø Farmakokinetik : absorbsi oral bervariasi, diekskresikan sebagai metabolit dalam urin.
Ø Farmakodinamik :
• Mula kerja : Oral, IM, IV sama.
• Preparat SR memeperopanjang lama kerja menjadi 10-12 jam.
Ø Dosis : dewasa : P.O : IM 5 mg tidak melebihi 40 mg perhari.
• Fenotiazin preparadin
Ø Mempunyai : efek sedatif yang kuat, tidak mempunyai efek anti emetik.
Ø Obat yang termasuk pipwradin adalah :
• Tioridazin (mellaril), Dosis dewasa : P.O=50-100mg
• Mezoridazin besilat (serentil), Dosis dewasa : P.O : 50 mg
• Non fenotiazin
Ø Nonfenotiazin yang sering diresepka adalah butirofenon haloperidol (haldol)
Ø Indikasi : mengobati psikosi akut dan kronik.
Ø Kontra indikasi : glaukoma sudut sempit, penyakit hati, kardiovaskuler yang berat, depresi sum-sum tulang belakang.
Ø Dosis : dewasa : P.O = 1,5 mg
Ø Efek samping : sedasi, EPS, fotosensitifitas, ruam kulit, mulut kering, penglihatan kabur, dan retensi urin.
• 2. Ansiolitik
Ø Merupakan obat ansietas yang disebut juga sebagai agen sedatif-hipnotik
Ø Kelompok dari ansiolitik adalah benzodiazepin (kelompok transquilizer)
• Benzodiazepin
Meliputi :
Ø Klordiazepoksid (librium)
Ø Diazepam (valium)
Ø Klorazepat Dipotasium
Ø Oksazepam (serax)
Ø Lorazepam (Ativan)
Ø Halazepam (paxipam)
Ø Alprazolam (xanax)
Ø Prazepam (Centlax)
Ø Indikasi : benzodiazepin merupakan banyak kegunaan, seperti antikonvulsi, antihipertensi, sedatif-hipotonik, obat-obat preoperasi, dan antiansietas.
Ø Kontraindikasi : kehamilan
Ø Efek samping : efek sedasi, pusing, sakit kepala, mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, kadang-kadang inkontinensia urine.
Ø Dosis : sesuai jenis obat, dosis tidak sama.
• Antidepresi
Antidepresi Trisiklik (ATS)
Ø Nertriptilin (Aventyl) termasuk dalam kelompok trisiklik.
Ø ATS menghambat pengambilan neuro transmiter norepinefrin dan seronin dalam otak.
Ø Indikasi : mengobati berbagai bentuk depresi
Ø Kontra indikasi : serangan kejang, glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat.
Ø Dosis: dewasa : P.O=25 mg- 100mg/hari, t½=18-28 jam,diekskresikan melalui urin.
Ø Efek samping : sedasi, mengantuk, hipertensi, mulut dan mata kering, penglihatan kabur, retensi urin, konstipasi, EPS.
2. Antidepresi generasi kedua.
Ø Jenis : Amoksapin (A) (Asendin)
Ø Indikasi : mengobati depresi yang disertai ansietas
Ø Kontra indikasi : serangan kejang, glaukoma sudut sempit, depresi berat dengan kecenderungan bunuh diri, penyakit hati berat.
Ø Dosis : dewasa P.O : 50mg, naikkan dosis bertahap samapai <300 o ="10" o =" 15" o =" 600-1200" o ="mula">

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
lihat artikel selengkapnya - •OBAT PENEKAN SUSUNAN SARAF PUSAT

Kunjungan neonatal (KN)

Kontak dengan tenaga kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan neonatal baik di dalam gedung puskesmas maupun di luar gedung puskesmas (termasuk bidan di desa, polindes dan kunjungan rumah).
KN 1= kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 0-7 hari KN2= kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari
lihat artikel selengkapnya - Kunjungan neonatal (KN)

KPSP = Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

Daftar 9-10 pertanyaan singkat kepada orangtua mengenai kemampuan yang telah dicapai oleh anaknya yang berumur 0-6 tahun, untuk mengetahui apakah perkembangan anaknya sesuai atau menyimpang
lihat artikel selengkapnya - KPSP = Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

Korban massal

Korban akibat kejadian dengan jumlah relatif banyak oleh karena sebab yang sama dan perlu mendapatkan pertolongan kesehatan segera dengan menggunakan sarana, fasilitas dan tenaga yang lebih dari yang tersedia sehari¬hari.
lihat artikel selengkapnya - Korban massal

Kota Otonom

Kota yang berdasarkan otonomi ditetapkan sebagai kota, baik ibukota propinsi, kabupaten/kota, kecamatan maupun sebagai kota lainnya. ( Sumber : Pengantar Kesehatan Perkotaan, Depkes RI, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2005)
lihat artikel selengkapnya - Kota Otonom

Kota Sehat (Indonesia Sehat 2010)

Masyarakat kota masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat, dengan perilaku sehat, mamiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi - tingginya. (Sumber : Pengantar Kesehatan Perkotaan, Depkes RI, Ditjen Bina Kesmas, tahun 2005)
lihat artikel selengkapnya - Kota Sehat (Indonesia Sehat 2010)

Minggu, 27 Februari 2011

Batu Empedu

Pengertian
  • Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).
  • Batu Empedu(Cholelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.
  • Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.
  • Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

Etiologi

Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.

Macam-macam batu yang terbentuk antara lain :
  1. Batu empedu kolesterol, terjadi karena : kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu.

    Faktor lain yang berperan dalam pembentukan batu :
    • Infeksi kandung empedu
    • Usia yang bertambah
    • Obesitas
    • Wanita
    • Kurang makan sayur
    • Obat-obat untuk menurunkan kadar serum kolesterol

  2. Batu pigmen empedu, ada dua macam :
    • Batu pigmen hitam : terbentuk di dalam kandung empedu dan disertai hemolisis kronik/sirosis hati tanpa infeksi
    • Batu pigmen coklat : bentuk lebih besar , berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran empedu, disertai bendungan dan infeksi

  3. Batu saluran empedu
    Sering dihubungkan dengan divertikula duodenum didaerah vateri. Ada dugaan bahwa kelainan anatomi atau pengisian divertikula oleh makanan akan menyebabkan obstruksi intermiten duktus koledokus dan bendungan ini memudahkan timbulnya infeksi dan pembentukan batu.

Manifestasi Klinik

Penderita batu saluran empedu sering mempunyai gejala-gejala kronis dan akut.

Gejala Akut
  • Tanda :
    • Epigastrium kanan terasa nyeri dan spasme
    • Usaha inspirasi dalam waktu diraba pada kwadran kanan atas
    • Kandung empedu membesar dan nyeri
    • Ikterus ringan

  • Gejala :
    • Rasa nyeri (kolik empedu) yang menetap
    • Mual dan muntah
    • Febris (38,5°°C)

Gejala Kronis
  • Tanda :
    • Biasanya tak tampak gambaran pada abdomen
    • Kadang terdapat nyeri di kwadran kanan atas

  • Gejala :
    • Rasa nyeri (kolik empedu), Tempat : abdomen bagian atas (mid epigastrium), Sifat : terpusat di epigastrium menyebar ke arah skapula kanan
    • Nausea dan muntah
    • Intoleransi dengan makanan berlemak
    • Flatulensi
    • Eruktasi (bersendawa)


Daftar Pustaka :
  1. Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990, Jakarta, P: 586-588.

  2. Sylvia Anderson Price, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih Bahasa AdiDharma, Edisi II.P: 329-330.

  3. Marllyn E. Doengoes, Nursing Care Plan, Fa. Davis Company, Philadelpia, 1993.P: 523-536.

  4. D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne, Medical Surgical Nursing, A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia, 1991.

  5. Sutrisna Himawan, 1994, Pathologi (kumpulan kuliah), FKUI, Jakarta 250 - 251.

  6. Mackenna & R. Kallander, 1990, Illustrated Physiologi, fifth edition, Churchill Livingstone, Melborne : 74 - 76
lihat artikel selengkapnya - Batu Empedu

Lahir hidup = Live birth

Kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, di mana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung/denyut tali pusat atau gerakangerakan otot.
lihat artikel selengkapnya - Lahir hidup = Live birth

Hipoparatiroidisme

Pengertian

Hipoparatiroid adalah gabungan gejala dari produksi hormon paratiroid yang tidak adekuat. Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering sering disebabkan oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya kelenjar paratiroid (secara congenital). Kadang-kadang penyebab spesifik tidak dapat diketahui. (www.endocrine.com)


Etiologi

Jarang sekali terjadi hipoparatiroidisme primer, dan jika ada biasanya terdapat pada anak-anak dibawah umur 16 tahun. Ada tiga kategori dari hipoparatiroidisme :
  1. Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama :
    • Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroidektomi.
    • Idiopatik, penyakit ini jarang dan dapat kongenital atau didapat (acquired).

  2. Hipomagnesemia.

  3. Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif.

  4. Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidisme)

Patofisiologi

Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai 9,5-12,5 mgr%).

Pada yang post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid. Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan operasi total tiroidektomi. Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat (diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada operasi tiroid. Pada banyak pasien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.

Pada pseudohipoparatiroidisme timbul gejala dan tanda hipoparatiroidisme tetapi kadar PTH dalam darah normal atau meningkat. Karena jaringan tidak berespons terhadap hormon, maka penyakit ini adalah penyakit reseptor. Terdapat dua bentuk: (1) pada bentuk yang lebih sering, terjadi pengurangan congenital aktivitas Gs sebesar 50 %, dan PTH tidak dapat meningkatkan secara normal konsentrasi AMP siklik, (2) pada bentuk yang lebih jarang, respons AMP siklik normal tetapi efek fosfaturik hormon terganggu.


Manifestasi Klinis

Hipokalsemia menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan turut menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa tetanus.

Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter. Pada keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah tangan serta kaki. Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia jantung serta kejang. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan delirium. Perubahan pada EKG dan hipotensi dapat terjadi. (Brunner & Suddath, 2001)


Komplikasi
  1. Kalsium serum menurun

  2. Fosfat serum meninggi

Penatalaksanaan

Tujuan adalah untuk menaikkan kadar kalsium serum sampai 9-10 mg/dl (2,2-2,5 mmol/L) dan menghilangkan gejala hipoparatiroidisme serta hipokalsemia. Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pascatiroidektomi, terapi yang harus segera dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas intravena. Jika terapi ini tidak segera menurunkan iritabilitas neuromuskular dan serangan kejang, preparat sedatif seperti pentobarbital dapat dapat diberikan.

Pemberian peparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian, akibat tingginya insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon, maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut. Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.

Akibat adanya iritabilitas neuromuskuler, penderita hipokalsemia dan tetanus memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising, hembusan angin yang tiba-tiba, cahaya yang terang atau gerakan yang mendadak. Trakeostomi atau ventilasi mekanis mungkin dibutuhkan bersama dengan obat-obat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernafasan.

Terapi bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah kadar kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium rendah fosfor diresepkan. Meskipun susu, produk susu dan kuning telur merupakan makanan tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandungan fosfor yang tinggi. Bayam juga perlu dihindari karena mengandung oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidak laut. Tablet oral garam kalsium seperti kalsium glukonat, dapat diberikan sebagai suplemen dalam diet. Gel alumunium karbonat (Gelusil, Amphojel) diberikan sesudah makan untuk mengikat fosfat dan meningkatkan eksresinya lewat traktus gastrointestinal.

Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol (AT 10 atau Hytakerol), atau ergokalsiferol (vitamin D2) atau koolekalsiferpol (vitamin D3) biasanya diperlukan dan akan meningkatkan absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinal
lihat artikel selengkapnya - Hipoparatiroidisme

Mastoiditis

Pengertian

Mastoiditis merupakan keradangan kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari Otitis Media Kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan dari lapisan epitel sel-sel mastoid udara (mastoid air cells) yang melekat ditulang temporal. Mastoiditis adalah penyakit sekunder dari otitis media yang tidak dirawat atau perawatannya tidak adekuat.

Mastoiditis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada saat belum ditemukan-nya antibiotik, mastoiditis merupakan penyebab kematian pada anak-anak serta ketulian/hilangnya pendengaran pada orang dewasa. Saat ini, terapi antibiotik ditujukan untuk pengobatan infeksi telinga tengah sebelum berkembang menjadi mastoiditis.


Etiologi

Kuman aerob
  • Positif gram : S. Pyogenes, S. Albus.
  • Negatif gram : Proteus spp, Pseudomonas spp, E. Coli, kuman anaerob.
  • Bakterioides spp

Patofisiologi

Timbul dari infeksi yang berulang dari Otitis Media Akut.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya infeksi berulang
  1. Eksogen : infeksi dari luar melalui perforasi membran timpani.
  2. Rinogen : dari penyakit rongga hidung dan sekitarnya.
  3. Endogen : alergi, DM, TBC paru.
lihat artikel selengkapnya - Mastoiditis

Hiperparatiroidisme

Pengertian

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com)

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien yang berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001)


Etiologi

Menurut Lawrence Kim, MD. 2005, etiologi hiperparatiroid yaitu :
  1. Kira-kira 85% dari kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal.
  2. Sedangkan 15% lainnya melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hyperplasia). Biasanya herediter dan frekuensinya berhubungan dengan kelainan endokrin lainnya.
  3. Sedikit kasus hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma. Etiologi dari adenoma dan hyperplasia pada kebanyakan kasus tidak diketahui. Kasus keluarga dapat terjadi baik sebagai bagian dari berbagai sindrom endrokin neoplasia, syndrome hiperparatiroid tumor atau hiperparatiroidisme turunan. Familial hypocalcuric dan hypercalcemia dan neonatal severe hyperparathyroidism juga termasuk kedalam kategori ini.
  4. Beberapa ahli bedah dan ahli patologis melaporkan bahwa pembesaran dari kelenjar yang multiple umumnya jenis adenoma yang ganda. Pada ± 15 % pasien semua kelenjar hiperfungsi; chief cell parathyroid hyperplasia.

Patofisiologi

Hiperparatiroidisme dapat bersifat primer (yaitu yang disebabkan oleh hiperplasia atau neoplasma paratiroid) atau sekunder, dimana kasus biasanya berhubungan dengan gagal ginjal kronis.

Pada 80% kasus, hiperparatiroidisme primer disebabkan oleh adenoma paratiroid jinak; 18% kasus diakibatkan oleh hiperplasia kelenjar paratiroid: dan 2% kasus disebabkan oleh karsinoma paratiroid (damjanov,1996). Normalnya terdapat empat kelenjar paratiroid. Adenoma atau karsinoma paratiroid ditandai oleh pembesaran satu kelenjar, dengan kelenjar lainnya tetap normal. Pada hiperplasia paratiroid, keempat kelenja membesar. Karena diagnosa adenoma atau hiperplasia tidak dapat ditegakan preoperatif, jadi penting bagi ahli bedah untuk meneliti keempat kelenjar tersebut. Jika teridentifikasi salah satu kelenjar tersebut mengalami pembesaran adenomatosa, biasanya kelenjar tersebut diangkat dan laninnya dibiarkan utuh. Jika ternyata keempat kelenjar tersebut mengalami pembesaran ahli bedah akan mengangkat ketiga kelelanjar dan meninggalkan satu kelenjar saja yang seharusnya mencukupi untuk mempertahankan homeostasis kalsium-fosfat.

Hiperplasia paratiroid sekunder dapat dibedakan dengan hiperplasia primer, karena keempat kelenjar membesar secara simetris. Pembesaran kelanjar paratiroid dan hiperfungsinya adalah mekanisme kompensasi yang dicetuskan oleh retensi format dan hiperkalsemia yang berkaitan dengan penyakit ginjal kronis. Osteomalasia yang disebabkan oleh hipovitaminosis D, seperti pada riketsia, dapat mengakibatkan dampak yang sama.

Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi. PTH terutama bekerja pada tulang dan ginjal. Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi kalsium dalam urine. PTH juga meningkatkan bentuk vitamin D3 aktif dalam ginjal, yang selanjutnya memudahkan ambilan kalsium dari makanan dalam usus. Sehingga hiperkalsemia dan hipofosatmia kompensatori adalah abnormlitas biokimia yang dideteksi melalui analisis darah. Konsentrasi PTH serum juga meningkat. ( Rumahorbor, Hotma,1999)

Produksi hormon paratiroid yang berlebih disertai dengan gagal ginjal dapat menyebabkan berbagai macam penyakit tulang, penyakit tulang yang sering terjadi adalah osteitis fibrosa cystica, suatu penyakit meningkatnya resorpsi tulang karena peningkatan kadar hormon paratiroid. Penyakit tulang lainnya juga sering terjadi pada pasien, tapi tidak muncul secara langsung. (Lawrence Kim, MD, 2005, section 5)

Kelebihan jumlah sekresi PTH menyebabkan hiperkalsemia yang langsung bisa menimbulkan efek pada reseptor di tulang, traktus intestinal, dan ginjal. Secara fisiologis sekresi PTH dihambat dengan tingginya ion kalsium serum. Mekanisme ini tidak aktif pada keadaan adenoma, atau hiperplasia kelenjar, dimana hipersekresi PTH berlangsung bersamaan dengan hiperkalsemia. Reabsorpsi kalsium dari tulang dan peningkatan absorpsi dari usus merupakan efek langsung dari peningkatan PTH.

Pada saat kadar kalsium serum mendekati 12 mg/dL, tubular ginjal mereabsorpsi kalsium secara berlebihan sehingga terjadi keadaan hiperkalsiuria. Hal ini dapat meningkatkan insidens nefrolithiasis, yang mana dapt menimbulkan penurunan kreanini klearens dan gagal ginjal. Peningkatan kadar kalsium ekstraselular dapat mengendap pada jaringan halus. Rasa sakit timbul akibat kalsifikasi berbentuk nodul pada kulit, jaringan subkutis, tendon (kalsifikasi tendonitis), dan kartilago (khondrokalsinosis). Vitamin D memainkan peranan penting dalam metabolisme kalsium sebab dibutuhkan oleh PTH untuk bekerja di target organ.


Manifestasi Klinis

Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem saraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf dan otot.

Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat dalam pelvis da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena calculi), obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.

Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi akibat demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian; nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan. Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme merupakan faktor risiko terjadinya fraktur.

Insidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastroitestinal. (Brunner & Suddath, 2001)


Penatalaksanaan

Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. Namun demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikaan kadar kalsium serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu ginjal (renal calculi).

Dehidrasi karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal. Karena itu, pasien dianjurkan untuk minum sebanyak 2000 ml cairan atau lebih untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Jus buah yang asam dapat dianjurkan karena terdapat bukti bahwa minuman ini dapt menurunkan pH urin. Kepada pasien diuminta untuk melaporkan manifestasi batu ginjal yang lain seperti nyeri abdomen dan hemapturia. Pemberian preparat diuretik thiazida harus dihindari oleh pasien hiperparatiroidisme primer karena obat ini akan menurunkan eksresi kalsium lewat ginjal dan menyebabkan kenaikan kadar kalsium serum. Disamping itu, pasien harus mengambil tindakan untuk menghindari dehidrasi. Karena adanya resiko krisis hiperkalsemia, kepada pasien harus diberitahukan untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi kondisi yang menimbulkan dehidrasi (muntah, diare).

Mobilitas pasien dengan banyak berjalan atau penggunaan kursi goyang harus diupayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stress normal akan melepaskan kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal.

Pemberian fosfat per oral menurunkan kadar kalsium serum pada sebagian pasien. Penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan pengendapan ektopik kalsium fosfat dalam jaringan lunak.

Diet dan obat-obatan. Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi meskipun pasien dianjurkan untuk menghindari diet kalsium terbatas atau kalsium berlebih. Jika pasien juga menderita ulkus peptikum, ia memerlukan preparat antasid dan diet protein yang khusus. Karena anoreksia umum terjadi, peningkatan selera makan pasien harus diupayakan. Jus buah, preparat pelunak feses dan aktivitas fisik disertai dengan peningkatan asupan cairan akan membantu mengurangi gejal konstipasi yang merupakan masalah pascaoperatif yang sering dijumpai pada pasien-pasien ini.
lihat artikel selengkapnya - Hiperparatiroidisme

Reumatoid Artritis

Pengertian

Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi dan deformitas lebih lanjut.(Susan Martin Tucker.1998)

Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif Mansjour. 2001)

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248).


Etiologi

Penyebab pasti reumatod arthritis tidak diketahui. Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetic, lingkungan, hormonal dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri, mikoplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001).

Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis reumatoid, yaitu :
  1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non-hemolitikus
  2. Endokrin
  3. Autoimun
  4. Metabolik
  5. Faktor genetik serta faktor pemicu lainnya.
Pada saat ini, artritis reumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikoplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.


Manifestasi Klinis

Pola karakteristik dari persendian yang terkena :
  1. Mulai pada persendian kecil ditangan, pergelangan , dan kaki.
  2. Secara progresif menenai persendian, lutut, bahu, pinggul, siku, pergelangan kaki, tulang belakang serviks, dan temporomandibular.
  3. Awitan biasnya akut, bilateral, dan simetris.
  4. Persendian dapat teraba hangat, bengkak, dan nyeri ; kaku pada pagi hari berlangsung selama lebih dari 30 menit.
  5. Deformitasi tangan dan kaki adalah hal yang umum.
Gambaran Ekstra-artikular :
  1. Demam, penurunan berat badan, keletihan, anemia.
  2. Fenomena Raynaud.
  3. Nodulus rheumatoid, tidak nyeri tekan dan dapat bergerak bebas, di temukan pada jaringan subkutan di atas tonjolan tulang.
Rheumatoid arthritis ditandai oleh adanya gejala umum peradangan berupa :
  1. demam, lemah tubuh dan pembengkakan sendi.
  2. nyeri dan kekakuan sendi yang dirasakan paling parah pada pagi hari.
  3. rentang gerak berkurang, timbul deformitas sendi dan kontraktur otot.
  4. Pada sekitar 20% penderita rheumatoid artritits muncul nodus rheumatoid ekstrasinovium. Nodus ini erdiri dari sel darah putih dan sisia sel yang terdapat di daerah trauma atau peningkatan tekanan. Nodus biasanya terbentuk di jaringan subkutis di atas siku dan jari tangan.

Komplikasi

Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik yang merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit ( disease modifying antirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi faktor penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada arthritis reumatoid.

Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan dengan mielopati akibat ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis.
lihat artikel selengkapnya - Reumatoid Artritis

KVA = Kurang Vitamin A

Keadaan dimana simpanan vitamin A dalam tubuh sudah sangat kurang Manifestasi KVA dapat dilihat secara klinis misalnya buta senja dan xeroplitalmi sedangkan dari subklinis kadar serum retinol di bawah 20 mcg/dl. (Sumber: Vitamin A Pedoman Untuk Petugas Lapangan, Depkes dan HKI, 1995).
lihat artikel selengkapnya - KVA = Kurang Vitamin A

Kwashiorkor

Keadaan gizi buruk yang disertai tanda-tanda klinis seperti edema di seluruh tubuh, rambut tipis, wajah membulat dan sembab. (Sumber: Manajemen Penderita Gizi Buruk di Rumah Tangga, Depkes 2002)
lihat artikel selengkapnya - Kwashiorkor

Kusta = Lepra = Leprosy = Morbus Hansen

Penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (Mycobacterium leprae) yang menyerang syaraf tepi, kulit dan jaringan tumbuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. Untuk keperluan pengobatan kombinasi atau Multidrug Therapy (MDT) yaitu menggunakan gabungan Rifampicin, Lamprene dan DDS, maka penyakit kusta di Indonesia diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Tipe PB (Pausi basiler)
b. Tipe MB (Multi basiler).
lihat artikel selengkapnya - Kusta = Lepra = Leprosy = Morbus Hansen

Kretinisme

Keadaan seseorang sebagai akibat dari kekurangan yodium yang ditandai dengan keterbelakangan mental disertai satu atau lebih kelainan syaraf seperti gangguan pendengaran, gangguan bicara, serta gangguan sikap tubuh dalam berdiri dan berjalan dari ringan sampai berat atau gangguan pertumbuhan (cebol).
(Sumber: Kretin Akibat Kurang Yodium, Depkes RI, 2002).
lihat artikel selengkapnya - Kretinisme

Sabtu, 26 Februari 2011

LILA = Lingkar Lengan Atas = mid upper arm circumference (MUAC)

Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas.
(Sumber : Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk remaja putri dan WUS)
lihat artikel selengkapnya - LILA = Lingkar Lengan Atas = mid upper arm circumference (MUAC)

Leptospirosis

Infeksi yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Gejala yang timbul dapat berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot hebat, kuning (ikterus), pembesaran hati dan gangguan ginjal. Penyakit menular melalui air kemih hewan penular yang mengandung leptospira (terutama tikus, tetapi dapat pula hewan lain seperti anjing, ternak, binatang liar dan kucing) dan kemudian leptospira dapat masuk melalui kulit manusia yang kontak dengan air/tanah yang tercemar.
lihat artikel selengkapnya - Leptospirosis

L/C = Letter of Credit

Bank Koresponden melaksanakan pembayaran kepada rekanan dan selanjutnya melakukan penagihan kepada PHLN (Pinjaman Hibah Luar Negeri).

Lender : Pemberi Pinjaman
lihat artikel selengkapnya - L/C = Letter of Credit

Hipoglikemia

Pengertian
  • Diabetes melitus
  • Parenteral nutrition
  • Sepsis
  • Enteral feeding
  • Corticosteroid therapi
  • Bayi dengan ibu dengan diabetik
  • Bayi dengan kecil masa kehamilan
  • Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
  • Luka bakar
  • Kanker pankreas
  • Penyakit Addison’s
  • Hiperfungsi kelenjar adrenal
  • Penyakit hati

Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni :
  • Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.

  • Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) : tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami kekurangan cadangan lemak dan glikogen.

  • Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan banyak cadangan glikogen.

  • Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York
Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.
Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia
lihat artikel selengkapnya - Hipoglikemia

Otitis Media Akut (OMA)

Pengertian

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Yang paling sering terlihat ialah :
  1. Otitis media viral akut
  2. Otitis media bakterial akut
  3. Otitis media nekrotik akut


Etiologi

Penyebabnya adalah bakteri piogenik seperti streptococcus haemolyticus, staphylococcus aureus, pneumococcus , haemophylus influenza, escherecia coli, streptococcus anhaemolyticus, proteus vulgaris, pseudomonas aerugenosa.


Patofisiologi

Umumnya otitis media dari nasofaring yang kemudian mengenai telinga tengah, kecuali pada kasus yang relatif jarang, yang mendapatkan infeksi bakteri yang membocorkan membran timpani. Stadium awal komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.

Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring. Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.


Pemeriksaan Penunjang
  1. Otoskop pneumatik untuk melihat membran timpani yang penuh, bengkak dan tidak tembus cahaya dengan kerusakan mogilitas.
  2. Kultur cairan melalui mambran timpani yang pecah untuk mengetahui organisme penyebab.
lihat artikel selengkapnya - Otitis Media Akut (OMA)

Low Back Pain (LBP)

Pengertian

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang actual maupun potensial. Definisi keperawatan tentang nyeri adalah, apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu/seseorang yang mengalaminya, yang ada kapanpun orang tersebut mengatakannya. Peraturan utama dalam merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan hanya pada laporan pasien.

Low Back Pain (LBP) atau Nyeri punggung bawah adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1.


Etiologi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas, gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh aktifitas .


Manifestasi Klinis

Pasien biasanya engeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks, panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja.


Daftar Pustaka :
  • Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

  • Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

  • Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia, 2000

  • Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 1997
lihat artikel selengkapnya - Low Back Pain (LBP)

LCB = Local Competitive Bidding

Cara pengadaan barang (procurement) yang dilaksanakan apabila halhal yang diisyaratkan oleh lender.
lihat artikel selengkapnya - LCB = Local Competitive Bidding

Lahir mati = Still birth

Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
lihat artikel selengkapnya - Lahir mati = Still birth

Inkontinensia Urine

Pengertian

Inkontinensia urine adalah pelepasan urine secara tidak terkontrol dalam jumlah yang cukup banyak.
Sehingga dapat dianggap merupakan masalah bagi seseorang.


Klasifikasi

Inkontinensia urine di klasifikasikan menjadi 3 ( Charlene J.Reeves at all )
  1. Inkontinensia Urgensi

    Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol sebentar setelah ada peringatan ingin melakukan urinasi. Disebabkan oleh aktivitas otot destrusor yang berlebihan atau kontraksi kandung kemih yang tidak terkontrol.

  2. Inkontinensia Tekanan

    Adalah pelepasan urine yang tidak terkontrol selama aktivitas yang meningkatkan tekanan dalam lubang intra abdominal. Batuk, bersin, tertawa dan mengangkat beban berat adalah aktivitas yang dapat menyebabkan inkontinensia urine.

  3. Inkontinensia Aliran Yang Berlebihan ( Over Flow Inkontinensia )

    Terjadi jika retensi menyebabkan kandung kemih terlalu penuh dan sebagian terlepas secara tidak terkontrol, hal ini pada umumnya disebabkan oleh neurogenik bladder atau obstruksi bagian luar kandung kemih.

Etiologi

Inkontinensia urine pada umumnya disebabkan oleh komplikasi dari penyakit seperti infeksi saluran kemih, kehilangan kontrol spinkter dan perubahan tekanan yang tiba-tiba pada abdominal.


Manifestasi klinik
  • Urgensi
  • Retensi
  • Kebocoran urine
  • Frekuensi
lihat artikel selengkapnya - Inkontinensia Urine

Cholelitiasis

Pengertian
  • Batu saluran empedu : adanya batu yang terdapat pada sal. empedu (Duktus Koledocus ).
  • Batu Empedu(Cholelitiasis) : adanya batu yang terdapat pada kandung empedu.
  • Radang empedu (Kolesistitis) : adanya radang pada kandung empedu.
  • Radang saluran empedu (Kolangitis) : adanya radang pada saluran empedu.

Etiologi


Batu di dalam kandung empedu. Sebagian besar batu tersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selain itu juga tersusun oleh bilirubin, kalsium dan protein.
lihat artikel selengkapnya - Cholelitiasis

Jumat, 25 Februari 2011

LRC = Learning Resonrce Center

Pusat Sumber Belajar berupa website yang dikembangkan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan kesehatan
lihat artikel selengkapnya - LRC = Learning Resonrce Center

LPLPO = Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

Formulir yang lazim digunakan di unit pelayanan kesehatan dasar rnilik pemerintah.
(Sumber : Depkes, Di jen Vanfar dan Alkes, Dit Bina Oblik & Bekkes, Pedoman Pengelotaan Oblik & Bekkes, 2002)
lihat artikel selengkapnya - LPLPO = Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

LOS = Length of Stay

Rata-rata lama rawatan seorang pasien. Indikator ini disamping rnernberikan gambaran tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu yang dijadikan tracer (yang perlu pengamatan lebih lanjut).
Jumlah hari perawatan pasien keluar
lihat artikel selengkapnya - LOS = Length of Stay

LOKMIN = Lokakarya Mini

Pertemuan yang diselenggarakan di Puskesmas, dapat berupa lokmin bulanan (yang dihadiri oleh seluruh staf puskesmas), atau lokmin tribulanan (yang dihadiri oleh instansi lintas sektoral tingkat kecamatan)
(Sumber: Kebijakan Dasar Puskesmas, Departemen Kesehatan RI ahun 2004)
lihat artikel selengkapnya - LOKMIN = Lokakarya Mini

Gagal Ginjal Akut

PENGERTIAN
  • Gagal ginjal terjadi ketika ginjal tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau ginjal gagal melakukan fungsi regulernya.

  • Suatu bahan yang biasanya dieliminasi di urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan eksresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrine, metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa.


ETIOLOGI
Tiga kategori utama kondisi penyebab gagal ginjal akut adalah :
  1. Kondisi Pre Renal (hipoperfusi ginjal)
    Kondisi pra renal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan turunnya laju filtrasi glumerulus. Kondisi klinis yang umum yang menyebabkan terjadinya hipoperfusi renal adalah :
    • Penipisan volume
    • Hemoragi
    • Kehilangan cairan melalui ginjal (diuretik, osmotik)
    • Kehilangan cairan melalui saluran GI (muntah, diare, selang nasogastrik)
    • Gangguan efisiensi jantung
    • Infark miokard
    • Gagal jantung kongestif
    • Disritmia
    • Syok kardiogenik
    • Vasodilatasi
    • Sepsis
    • Anafilaksis
    • Medikasi antihipertensif atau medikasi lain yang menyebabkan vasodilatasi

  2. Kondisi Intra Renal (kerusakan aktual jaringan ginjal)
    Penyebab intra renal gagal ginjal akut adalah kerusakan glumerulus atau tubulus ginjal yang dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
    • Cedera akibat terbakar dan benturan
    • Reaksi transfusi yang parah
    • Agen nefrotoksik
    • Antibiotik aminoglikosida
    • Agen kontras radiopaque
    • Logam berat (timah, merkuri)
    • Obat NSAID
    • Bahan kimia dan pelarut (arsenik, etilen glikol, karbon tetraklorida)
    • Pielonefritis akut
    • glumerulonefritis

  3. Kondisi Post Renal (obstruksi aliran urin)
    Kondisi pasca renal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari obstruksi di bagian distal ginjal. Obstruksi ini dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
    • Batu traktus urinarius
    • Tumor
    • BPH
    • Striktur
    • Bekuan darah


    MANIFESTASI KLINIK
    • Perubahan haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan gravitasinya rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
    • Peningkatan BUN, creatinin
    • Kelebihan volume cairan
    • Hiperkalemia
    • Serum calsium menurun, phospat meningkat
    • Asidosis metabolik
    • Anemia
    • Letargi
    • Mual persisten, muntah dan diare
    • Nafas berbau urin
    • Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang.
lihat artikel selengkapnya - Gagal Ginjal Akut

Prolapsus Uteri

Pengertian

Prolapsus uteri, sistokel, urethrokel, enterokel, rektokel dan kolpokel pasca histerektomia merupakan bagian dari bentuk-bentuk Prolapsus Vagina.
Sedangkan Prolapsus uteri itu sendiri terjadi karena kelemahan ligamen endopelvik terutama ligamentum tranversal dapat dilihat pada nullipara dimana terjadi elangosiokoli disertai prolapsus uteri tanpa sistokel tetapi ada enterokel. Pada keadaan ini fasia pelvis kurang baik pertumbuhannya dan kurang ketegangannya.
Faktor penyabab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala II, penatlaksanaan pengeluaran plasenta , reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. Oleh karena itu prolapsus uteri tersebut akan terjadi bertingkat-tingkat.


Klasifikasi

Tingkat I : Uterus turun dengan serviks paling rendah dalam introitus vagina
Tingkat II : Uterus sebagian keluar dari vagina
Tingkat III : Uterus keluar seluruhnya dari vagina yang disertai dengan inversio vagina (PROSIDENSIA UTERI)


Etiologi

Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit, merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap, prasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan sebagainya. Jadi tidaklah mengherankan jika prolapsus genitalis terjadi segera setelah partus atau dalam masa nifas. Asdites dan tumor-tumor didaerah pelvis mempermudah terjadinya hal tersebut. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nullipara, factor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.


Gejala - Gejala Klinis

Gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadangkala penderita yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.

Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai :
  1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol digenitalia eksterna.

  2. Rasa sakit dipanggul dan pinggang(Backache). Biasanya jika penderita berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang.

  3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala :
    • Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, ke mudian lebih berat juga pada malam hari.
    • Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya.
    • Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk, mengejan.
    • Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang besar sekali.

  4. Retrokel dapat menjadi gangguan pada defakasi :
    • Obstipasi karena feces berkumpul dalam rongga retrokel.
    • Baru dapat defakasi setelah diadakan tekanan pada retrokel dan vagina.

  5. Prolapsus uteri dapat menyababkan gejala sebagai berikut :
    • Pengeluaran servik uteri dari vulva mengganggu penderita waktu berjalan dan bekerja. Gesekan portio uteri oleh celana menimbulkan lecet sampai luka dan dekubitus pada portio uteri.
    • Lekores karena kongesti pembuluh darah di daerah servik dan karena infeksi serta luka pada portio uteri.

  6. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan rasa penuh di vagina.

(Sumber : Wiknjosastro Hanifa, Prof, dr. DSOG, Kelainan letak alat-alat genital dalam Ilmu Kandungan, Cetakan Ke III, Penerbit Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 1999).
lihat artikel selengkapnya - Prolapsus Uteri

Migrain

Pengertian

Migrain adalah nyeri kepala rekuren, idiopatik, yang bermanifestasi sebagai serangan – serangan yang berlangsung antara 4 – 72 jam. Ciri – ciri nyeri kepala yang khas besifat unilateral, berdenyut – denyut, dengan intensitas nyeri dari sedang hingga berat dan diperburuk oleh aktifitas fisik rutin dengan fotofobia atau fonofobia.


Etiologi

Lokasi nyeri kebanyakan sesisi, tetapi dapat pula seluruh kepala, dan yang paling sering didaerah pelipis, temporal, dapat pula di frontal dan oksipital.
Dapat pula nyeri dimulai dari temporal atau oksipital kemudian menjalar ke daerah lain atau seluruh kepala.
( Dr. Sidiarto. M, Nyeri Kepala menahun )


Klasifikasi

Klasifikasi migrain yang digunakan sekarang adalah klasifikasi yang dikeluarkan oleh “ International Headache Society “ ( HIS 1988 ), yaitu :
  1. Migraine tanpa aura ( migraine without aura )
    Sebelum disebut mgraine umum atau hemi krania simplek
    Deskripsinya adalah nyeri kepala idioplastik berulang dengan lama serangan 4 jam sampai 72 jam. Karakteristik yang khas berupa lokasi unilateral, kualitas berdenyut.

  2. Migraine dengan aura ( migraine with aura )
    Sebelum disebut dengan migraine klasik, migraine oftalmik, migraine hemiplegi, migraine afasia, migraine komplikata.
    Deskripsinya adalah kelainan idioplastik yang berulang, lokasi di cortek cerebra atau batang otak, timbul secara bertahap dalam waktu 5 – 20 menit.

  3. Migraine oftalmoplegi ( oftalmoplegie migraine )
    Adalah serangan nyeri kepala berulang disertai paresis satu atau lebih dari syaraf kranials untuk mata, tanpa adanya lwsi intra kranial.

  4. Migraine Retina.
    Adalah serangan skotoma atau buta monokuler yang berulang yang berlangsung kurang dari 1 jam dengan atau tanpa nyeri.
lihat artikel selengkapnya - Migrain

Tetanus

Pengertian

Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman clostiridium tetani yang dimanefestasikan dengan kejang otot secara proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada otot masester dan otot rangka.


Etiologi

Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti penabuh genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob. Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridium tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan yang salah.


Tanda dan Gejala
  • Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2-21 hari
  • Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)
  • Kesukaran membuka mulut (trismus)
  • Kaku kuduk (epistotonus), kaku dinding perut dan tulang belakang
  • Saat kejang tonik tampak risus sardonikus


Patofisiologi

Suasana yang memungkinkan organisme anaerob berploriferasi dapat disebabkan berbagai keadaan antara lain :
  • Luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan kaleng, pisau, cangkul dan lain-lain.

  • Luka karena kecelakaan kerja (kena parang0, kecelakaan lalu lintas.

  • Luka ringan seperti luka gores, lesi pada mata, telinga dan tonsil.



Daftar Pustaka

Soeparman; 1990; Ilmu Penyakit Dalam; Universitas Indonesia Press; Jakarta
Deanna etc.: 1991; Infectious Diseases; St. Louis Mosby Year Book.
Theodore R.; 1993; Ilmu Bedah; EGC; Jakarta
Marlyn Doengoes; 1993; Nursing Care Plan; Edisi III, Philadelpia
lihat artikel selengkapnya - Tetanus

Faringitis

Pengertian

Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring.
(Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000)


Etiologi

Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit ini dapat sebagai permulaan penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.
"
lihat artikel selengkapnya - Faringitis

Penyuluh Keluarga Berencana

Penyuluh lapangan keluarga berencana (PLKB) adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan KB Nasional yang ditempatkan di lingkungan instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah (BKKBN, 2004b).

Semula PLKB sebagai penyuluh melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, membantu puskesmas melayani calon peserta KB, selanjutnya tuntutan tersebut menjadi berubah sehingga PLKB dituntut untuk mendinamisasi, memfasilitasi keluarga dan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Serta penyampaian informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga dan masyarakat untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Rangkuti, 2007).
lihat artikel selengkapnya - Penyuluh Keluarga Berencana

Kamis, 24 Februari 2011

Chest Pain

PENGERTIAN

Nyeri dada adalah perasaan nyeri / tidak enak yang mengganggu daerah dada dan seringkali merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada (referred pain)

Nyeri Coroner adalah rasa sakit akibat terjadinya iskemik miokard karena suplai aliran darah koroner yang pada suatu saat tidak mencukupi untuk kebutuhan metabolisme miokard.

Nyeri dada akibat penyakit paru misalnya radang pleura (pleuritis) karena lapisan paru saja yang bisa merupakan sumber rasa sakit, sedang pleura viseralis dan parenkim paru tidak menimbulkan rasa sakit (Himawan, 1996)
lihat artikel selengkapnya - Chest Pain

Empiema

PENGERTIAN

Emphiema thoraksis adalah penyakit yang ditandai dengan adanya penumpukan cairan terinfeksi atau pus pada kavitas pleural (Brunner and Suddart, 2000). Emphiema thorak juga dapat berarti adanya proses supuratif pada rongga pleura.


ETIOLOGI
  1. Infeksi yang berasal dari dalam paru :
  2. Infeksi yang berasal dari luar paru :
    • Trauma Thoraks
    • Pembedahan thorak
    • Torasentesi pada pleura
    • Sufrenik abses
    • Amoebic liver abses


TANDA DAN GEJALA
  1. Emphiema akut
    • Panas tinggi dan nyeri pleuritik
    • Adanya tanda-tanda cairan dalam rongga pleura
    • Bila dibiarkan sampai beberapa minggu akan menimbulkan toksemia, anemia, dan clubbing finger
    • Nanah yang tidak segera dikeluarkan akan menimbulkan fistel bronco-pleural
    • Gejala adanya fistel ditandai dengan batuk produktif bercampur dengan darah dan nanah banyak sekali.

  2. Emphiema kronis
    • Disebut kronis karena lebih dari 3 bulan
    • Badan lemah, kesehatan semakin menurun
    • Pucat, clubbing finger
    • Dada datar karena adanya tanda-tanda cairan pleura
    • Terjadi fibrothorak trakea dan jantung tertarik kea rah yang sakit
    • Pemeriksaan radiologi menunjukkan cairan
lihat artikel selengkapnya - Empiema

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: