KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Senin, 24 Mei 2010

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan (Soetjiningsih,1997). ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral, air dan enzim yang dibutuhkan oleh bayi. ASI juga mengandung semua asam lemak penting yang dibutuhkan bagi pertumbuhan otak, mata, dan pembuluh darah yang sehat (Ramaiah,2006).
Penghisapan ASI 30 menit pertama setelah lahir dengan adanya refleks menghisap akan mempercepat keluarnya ASI, juga merupakan stimulan dini terhadap tumbuh kembang anak (Lubis,2008).Rendahnya pemberian ASI di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita (Anwar,2007). Pada tahun 2003 terdapat sekitar 6,7 juta balita (27,3%) menderita gizi kurang dan 1,5 juta diantaranya menderita gizi buruk. Anemia gizi besi dijumpai pada sekitar 8,1 juta anak (/www.depkes.go.id, 2008).
Pada seorang primipara, ASI sering keluar pada hari ke 3 dan jumlah ASI selama 3 hari pertama hanya 50 ml kira-kira 3 sendok makan). Bila hal ini tidak diketahui baik oleh ibu maupun oleh petugas kesehatan, maka akan banyak ibu yang merasa ASI nya kurang, hal ini akan mendorong ibu tersebut untuk memberikan susu formula yang mengakibatkan produk ASI berkurang (Lubis,2008). Kurangnya pengertian dan keterampilan petugas kesehatan tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui menyebabkan mereka mudah terpengaruh oleh promosi susu formula yang sering dinyatakan sebagai Pengganti Air Susu Ibu (PASI), sehingga dewasa ini semakin banyak ibu bersalin memberikan susu botol yang sebenarnya merugikan mereka (Dep.Kes RI,2005). Selain itu, biasanya alasan yang dipakai oleh seorang ibu enggan menyusui anaknya adalah si ibu merasa dirinya kurang gizi, padahal untuk status kesehatan yang terganggu itu tidak mempengaruhi produksi ASI (Roesli,2007).
Sekitar 85% penduduk Indonesia termasuk ibu dan anak tinggal di pedesaan. Kondisi kesehatan mereka masih belum memadai. Angka kesakitan dan kehamilan ibu, bayi, masih tinggi. Keadaan gizi dan sanitasi lingkungan hidup mereka masih jelek. Di samping itu pengertian dan perilaku hidup sehat masih sangat kurang. Salah satu perilaku yang cukup menyedihkan adalah pemberian makanan pralaktal yaitu pemberian makanan / minuman untuk menggantikan ASI apabila ASI belum keluar pada hari-hari pertama setelah lahir. Jenis makanan tersebut antara lain air tajin, air kelapa, madu yang dapat membahayakan kesehatan bayi dan menyebabkan berkurangnya kesempatan untuk merangsang produksi ASI sedini mungkin melalui hisapan bayi pada payudara ibu. (Anwar,2007 ).
Apabila dikaitkan dengan pemberian ASI eksklusif, saat ini praktik menyusui di Indonesia cukup memprihatinkan. Menurut SDKI tahun 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun yang menyusui dalam 1 jam pertama cenderung menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun, dari 10,8% tahun 1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002 (/www.depkes.go.id, 2008).
Dari data pra survei yang penulis lakukan pada tanggal 23 Mei 2008–25 Mei 2008 di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah terdapat 8 orang ibu hamil. Dari 8 orang tersebut, terdapat 6 orang yang kurang mengetahui tentang pemberian ASI dini. Dilihat dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian ASI Dini di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah Tahun 2008 “.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah yaitu: “ Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah tahun 2008 “.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan penelitian, agar sesuai dengan rumusan masalah yang dibuat, penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Rancangan Penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Ibu hamil
3. Objek Penelitian : Pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini
4. Tempat Penelitian : BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah
5. Waktu Penelitian : 10 Juni 2008 - 24 Juni 2008
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu hamil pada tingkat tahu tentang pemberian ASI dini di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah.
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu hamil pada tingkat memahami tentang pemberian ASI dini di BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi BPS Sulistio Rahayu, A.Md.Keb. Lampung Tengah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya evaluasi dan pemantauan tentang pemberian ASI dini serta sebagai bahan masukan dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Program Studi Kebidanan Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah wawasan mahasiswa Politeknik Kesehatan Tanjung Karang Program Studi Kebidanan Metro.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang lain atau serupa dengan variabel yang lebih lengkap.

Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI dini di BPS


muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: