KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Kamis, 20 Mei 2010

Gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan (injectables) di BPS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO) yang dikutip oleh Hartanto (2003) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami isteri, menentukan jumlah anak dalam keluarga. Dengan KB ibu dapat terhindar dari "4 terlalu" yaitu terlalu muda (too young), terlalu tua (too old), terlalu banyak (too many), terlalu dekat jaraknya (too close) (Hartanto, 2003).
Secara umum tujuan KB adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia (Sarwono, 1992). Dengan tidak mengikuti gerakan keluarga berencana akan menimbulkan masalah pada bidang pendidikan, lapangan kerja, masalah perumahan dan tempat tinggal, masalah gizi dan pangan, serta gangguan keamanan (Manuaba, 1998).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu dari program KB nasional ini adalah KB suntikan (injectables) dan merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan senggama tetapi, tetap reversible. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima orang banyak, pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi), namun, sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal/sempurna (Hartanto, 2003). Begitu juga dengan akseptor KB suntikan yang dapat mengalami efek samping berupa gangguan pola haid, penambahan berat badan, sakit kepala, dan nyeri pada payudara/rasa tidak enak pada payudara (POGI/BKKBN/Departemen Kesehatan/PKMI/JHPIEGO, 1996).
Di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2004 terdapat sekitar 211.176 Pasangan Usia Subur (PUS) dengan peserta KB tidak aktif sekitar 58.576 orang (27%). Angka peserta KB tidak aktif ini terus meningkat pada tahun 2005 yaitu sekitar 60.024 orang (28%) dengan jumlah PUS sekitar 214.066 (Profil Kesehatan Kabupaten Lampung Tengah, 2005). Hasil survei pendahuluan di BPS Dwi Yuliani Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah tahun 2007 terdapat sekitar 100 akseptor KB suntikan dan sekitar 20 akseptor KB mengalami efek samping (Register KB, 2007).
Dengan adanya masalah kesehatan yang dialami oleh sebagian akseptor KB yang dikarenakan efek samping dari kontrasepsi tersebut dan kurangnya Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang efek samping maka besar kemungkinan seorang akseptor akan mengalami kejadian drop out atau putus pakai. Oleh karena KB suntikan merupakan salah satu cara KB yang efektif, terpilih dan banyak jumlah penggunanya, namun masih banyak juga didapatkan akseptor KB yang mengalami efek samping. Untuk menghindari kejadian drop out atau putus pakai maka diharapkan akseptor KB suntikan dapat melakukan penanganan dari efek samping alat kontrasepsi suntikan (injectables).
Berdasarkan masalah di atas maka penulis memilih judul penelitian mengenai “Gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan (injectables) di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak, Lampung Tengah.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang masalah di atas maka penulis membuat rumusan masalah : “Bagaimanakah gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak, Lampung Tengah?”

C. Ruang Lingkup
Pada penelitian ini penulis mencoba untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak, Lampung Tengah.
1. Sifat Penelitian : Deskriptif
2. Subjek penelitian : Akseptor KB suntikan
3. Objek penelitian : Sikap dan Tindakan Akseptor KB suntikan
4. Lokasi penelitian : BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak, Lampung Tengah.
5. Waktu : Maret-Juni 2007

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sikap dan tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak, Lampung Tengah.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran sikap akseptor KB suntikan dalam mengatasi efek samping dari alat kontrasepsi suntikan di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak Lampung Tengah.
b. Untuk mengetahui gambaran tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping dari alat kontrasepsi suntikan di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak Lampung Tengah.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi program keluarga berencana di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak Lampung Tengah sebagai sumbangan pemikiran dan sebagai bahan evaluasi dalam penanganan efek samping alat kontrasepsi suntikan terutama di BPS Dwi Yuliani, Seputih Banyak Lampung Tengah.
2. Bagi peneliti
Untuk mengetahui dengan jelas mengenai tindakan akseptor KB dalam mengatasi efek samping dari alat kontrasepsi suntikan, khususnya pada mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana dan Metode Penelitian.
3. Bagi pengembangan ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran terutama yang berkaitan dengan sikap dan tindakan askeptor KB dalam mengatasi efek samping alat kontrasepsi suntikan.

muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: