KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Senin, 17 Mei 2010

Kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Menopause adalah haid terakhir yang dialami oleh wanita yang masih dipengaruhi oleh hormon reproduksi yang terjadi pada usia menjelang atau memasuki 50 tahun ( Pakasi, 2000 ). Menopause dalam kehidupan seorang wanita merupakan suatu proses yang alami dan sudah pasti akan terjadi. Ketika wanita memasuki masa menopause yang umumnya terjadi pada usia sekitar 50 tahun akan terjadi perubahan-perubahan biologis pada tubuhnya, khususnya hormon yang dihasilkan oleh ovarium. Secara alami seorang wanita yang berusia 45-55 tahun, ovariumnya tidak lagi menghasilkan hormon estrogen dan hormon-hormon lainnya. Hilangnya estrogen dan progesteron secara progresif selama menopause meningkatkan resiko kesehatan wanita dan akan mempengaruhi kualitas hidup dikala seorang wanita seharusnya mencapai kesuksesan ( Sturdee, 2007 ).
Masalah-masalah kesehatan mulai muncul akibat hilangnya hormon estrogen yang berperan aktif dalam sistem kerja organ tubuh wanita. Perubahan yang banyak terjadi pada saat ini adalah perubahan fisik, mulai dari rambut, mata, kulit sampai keorgan-organ fisik lainnya. Target organ fisik seperti masalah di payudara dan vagina, serta muncul rasa panas yang menjalar di tubuh (hot flushes). Walaupun bukan suatu penyakit, peristiwa ini mempunyai dampak dalam kehidupan wanita terutama bagi wanita yang banyak aktif, sehingga dapat dirasakan sebagai suatu gangguan (Pakasi, 2000).
Tidak hanya perubahan fisik yang terjadi pada masa menopause, perubahan-perubahan psikis pun muncul pada saat ini. Masalah-masalah yang timbul dari perubahan psikis ini menimbulkan rasa cemas pada kebanyakan wanita. Kecemasan yang dialami oleh wanita usia 45-55 tahun ini dilihat dari adanya kenyataan bahwa terdapat banyak mitos tentang menopause yang bukan hanya omong kosong belaka. Keadaan ini mengakibatkan gangguan psikomatik, seperti cepat marah, merasa khawatir terus-menerus, merasa tidak percaya diri, depresi hingga menangis, bahkan ada yang tidak mau bertemu orang lain. Jika depresinya berat, biasanya datang ke psikiater. Hal ini tetapi tidak akan sembuh karena masalah ini disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem hormon (Agustina, 2007). Pada penelitian Choirah (2004) di Jakarta, ditemukan hubungan antara penurunan kadar estrogen dengan perubahan mood yang terjadi pada masa premenopause. Dikatakan bahwa ditemukan depresi sebanyak 37,9% wanita premenopause yang mengalami penurunan kadar estrogen. Kadar estrogen yang rendah memiliki resiko untuk menjadi depresi 3,7 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak mengalami penurunan estrogen (Kusumawardhani, 2006).
Setiap tahunnya diperkirakan 25 juta wanita di seluruh dunia akan memasuki masa menopause. Jumlah wanita yang berusia 50 tahun ke atas di seluruh dunia akan meningkat dari 500 juta menjadi lebih satu miliar pada tahun 2030 (Hill, 1996). Di Asia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2025 jumlah wanita berusia tua akan meningkat dari 107 juta menjadi 373 juta. Hal ini didukung dengan Usia Harapan Hidup wanita yang semakin tinggi dan mereka justru lebih aktif setelah masa menopause. Di Indonesia umur harapan hidup dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 1971 umur harapan hidup penduduk indonesia adalah 46,5 tahun dan pada tahun 2005 mencapai 68,2 tahun. Disamping itu terjadi pergeseran umur menopause dari 46 tahun pada tahun 1980 menjadi 49 tahun pada tahun 2000. Peningkatan ini juga dialami oleh Propinsi Lampung, yaitu jumlah umur harapan hidup pada tahun 2002 adalah 66,1 tahun menjadi 67,6 tahun pada tahun 2004 dan Metro sebagai kota yang tertinggi jumlah umur harapan hidupnya yaitu 71,8 tahun dengan jumlah penduduk wanita pra usila sebanyak 8.948 orang. Wilayah Kecamatan Metro Timur jumlah penduduk wanita pra usila sebanyak 2017 orang (Badan Pusat Statistik propinsi Lampung, 2005).
Berdasarkan dari data pra survei yang penulis lakukan pada bulan Maret 2007 di Lingkungan V Kelurahan Iringmulyo Kecamatan Metro Timur, jumlah penduduk wanita usia 45-55 tahun sebanyak 146 jiwa dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut : tidak sekolah sebanyak 1 orang, lulus SD 5 orang, lulus SMP 40 orang, lulus SMA 86 orang dan Perguruan Tinggi 14 orang. Berdasarkan latar belakang pendidikan yang dimiliki, terdapat 70% wanita usia 45-55 tahun yang merasa cemas, takut dan gelisah akibat dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya saat memasuki menopause. Perasaan-perasaan tersebut juga timbul karena pengetahuan yang kurang tentang tanda-tanda dan gejala menopause. Selain itu, informasi dan penyuluhan-penyuluhan tentang adanya perubahan pada masa menopause belum mereka dapatkan, sehingga menimbulkan rasa takut dikucilkan atau tidak diperhatikan lagi oleh anggota keluarganya. Dilihat dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Kecemasan Terhadap Perubahan Fisik Wanita Usia 45-55 Tahun Dalam Menghadapi Menopause Tahun 2007 ”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang, penulis membuat rumusan masalah yaitu: ”Bagaimanakah kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause di Lingkungan V Kelurahan Iringmulyo Kecamatan Metro Timur Tahun 2007?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan penelitian, agar sesuai dengan rumusan masalah yang dibuat penulis membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian : Deskriptif
2. Subjek Penelitian : Wanita usia 45-55 tahun
3. Objek Penelitian : Kecemasan terhadap perubahan fisik
4. Tempat Penelitian : Lingkungan V Kelurahan Iringmulyo Kecamatan Metro Timur.
5. Waktu Penelitian : Tanggal 30 Mei - 8 Juni 2007

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya kecemasan terhadap perubahan fisik ditinjau dari adanya ketidakteraturan siklus haid.
b. Diketahuinya kecemasan terhadap perubahan fisik ditinjau dari adanya gelora panas dan berkeringat.
c. Diketahuinya kecemasan terhadap perubahan fisik ditinjau dari adanya kekeringan vagina.
d. Diketahuinya kecemasan terhadap perubahan fisik ditinjau dari adanya perubahan kulit.
e. Diketahuinya kecemasan terhadap perubahan fisik ditinjau dari adanya kerapuhan tulang (osteoporosis).

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan mata kuliah metodelogi penelitian dan menambah wawasan serta pengalaman mengenai kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause.
2. Bagi Program Studi Kebidanan Metro
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kecemasan terhadap perubahan fisik wanita usia 45-55 tahun dalam menghadapi menopause.
3. Bagi wanita usia 45-55 tahun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan wawasan agar wanita usia 45-55 tahun memahami, menerima dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dalam menghadapi menopause, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup.

muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: