KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Senin, 17 Mei 2010

Pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di rumah bersalin

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Resusitasi merupakan upaya untuk mengembalikan bayi baru lahir dengan asfiksia berat menjadi keadaan yang lebih baik dapat bernapas atau menangis spontan dan denyut jantung menjadi teratur.
Pelaksanaan resusitasi pada bayi asfiksia berat sangat penting terbukti dari kenyataan, bahwa setiap derajat asfiksia dalam menit-menit pertama kehidupan dapat membuat anak cacat seumur hidup. Sumbatan jalan napas oleh mukus darah, meconium, kerusakan otak selama trauma, obat-obatan yang diberikan pada ibu dan kehilangan darah akibat kompresi tali pusat atau perdarahan dapat mengakibatkan asfiksia dan syok pada bayi baru lahir serta kerusakan otak yang menetap (Sadir, 1988:1).
Di Indonesia penyebab utama tingginya angka mordibitas dan mortalitas neonatal adalah asfiksia neonaturum sekitar 50-60 % (Manuba, 1988 : 19). Dalam Seminar Nasional Akademi Kebidanan Aisyiyah, Solo 26 Juli 2003 dijelaskan angka kematian perinatal (AKP) pada tahun 1984 diperkirakan 45/1000 kelahiran. Penyebab utama kematian perinatal adalah asfiksia, komplikasi pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), tetanus neonaturum dan trauma kelahiran, kematian tersebut sebenarnya dapat dicegah apabila kesehatan ibu selama kehamilan terjaga dengan baik dan pertolongan persalinan yang diberikan bersih dan aman sehingga sumbatan jalan napas, trauma persalinan dan perdarahan tidak akan terjadi.
Di Kabupaten Tanggamus data kematian tahun 2003, jumlah kematian bayi baru lahir 63 (0,37%) dari 17.185 kelahiran, yang meninggal karena asfiksia 19 (30,16%) bayi baru lahir. Sedangkan di Kecamatan Gadingrejo angka kematian bayi baru lahir 5 (0,36%) dari 1.397 kelahiran, yang meninggal karena asfiksia 3 (60%) bayi baru lahir.
Pada pra penelitian di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo bayi baru lahir pervaginan disebabkan oleh preeklamasi/eklamasi, kelainan presentasi, partus tak maju menderita asfiksia 28 (16,18%) dari 173 kelahiran, yang meninggal dunia 6 (21,43%) dari 28 bayi baru lahir yang menderita asfiksia berat (data Januari–Desember 2003). Berdasarkan data yang peneliti peroleh selama pra penelitian di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo, jumlah kematian bayi baru lahir dengan asfiksia berat masih sangat tinggi.
Dari uraian pada latar belakang penulis tertarik mengadakan penelitian tentang pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia berat oleh tenaga kesehatan di RB Mutiara Hati Gadingrejo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan masalah tentang “Bagaimanakah pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di RB Mutiara Hati Gading Rejo?”

C. Ruang Lingkup
1. Sifat penelitian : Deskriptif yaitu menggambarkan pelaksanaan resusitasi terhadap bayi baru lahir dengan asfiksia
2. Subjek penelitian : Tenaga kesehatan yang melakukan tindakan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.
3. Objek penelitian : Bayi baru lahir yang menderita asfiksia berat.
4. Lokasi penelitian : Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo.
5. Waktu penelitian : 8 – 31 Mei 2004

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo tahun 2004.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui persiapan alat dalam pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo tahun 2004.
b. Untuk mengetahui persiapan penolong dalam pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo tahun 2004.
c. Untuk mengetahui cara kerja dalam pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia oleh tenaga kesehatan di Rumah Bersalin Mutiara Hati Gadingrejo tahun 2004.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Rumah Bersalin Mutiara Hati
Menambah pengetahuan dalam pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia sehingga pelaksanaan resusitasi dapat dilaksanakan dengan baik.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengalaman penelitian serta sebagai bahan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama kuliah, khususnya obstetrik ginekologi dan metode penelitian dalam rangka menganalisa kesehatan ibu dan anak khususnya masalah pelaksanaan resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia.
3. Bagi Program Studi Kebidanan Metro
Untuk menambah wawasan khususnya para mahasisiwi dalam melaksanakan asuhan kebidanan sehingga dapat cepat mengambil keputusan jika memerlukan tindakan segera.

muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: