KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Jumat, 09 Juli 2010

Askep Anak dengan Meningitis

Meningitis





Definisi


Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.








Patofisiologi


Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.


Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.








Etiologi


Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu : meningitis purulenta dan meningitis serosa.








Meningitis Bakteri


Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza, Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli, Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.








Meningitis Virus


Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi tergantung pada jenis sel yang terlibat.














Pencegahan


Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.


Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius.








Pengkajian Pasien dengan meningitis


Riwayat penyakit dan pengobatan


Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.








Manifestasi Klinik


1. Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.


2. Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.


3. Sakit kepala


4. Sakit-sakit pada otot-otot


5. Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien


6. Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI


7. Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.


8. Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada virus meningitis.


9. Nausea


10. Vomiting


11. Demam


12. Takikardia


13. Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia


14. Pasien merasa takut dan cemas.








Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.


Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas nilai normal.


Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.


Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal.








Pemeriksaan Radiografi


CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.








Pengobatan


Pengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.





Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :























Antibiotik


Organisme














Penicilin G














Gentamicyn











Chlorampenikol


Pneumoccocci


Meningoccocci


Streptoccocci








Klebsiella


Pseudomonas


Proleus





Haemofilus Influenza


Terapi TBC


· Streptomicyn


· INH


· PAS


Micobacterium Tuber culosis








Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :





Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial


Tujuan


• Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit


• Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris





Kriteria hasil


• Tanda-tanda vital dalam batas normal


• Rasa sakit kepala berkurang


• Kesadaran meningkat


• Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.





Rencana Tindakan



































INTERVENSI


RASIONALISASI


Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal


Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak


Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.


Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt


Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik


Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.


Monitor intake dan output


hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral


Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.


Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava


Kolaborasi


Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.





Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral


Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen


Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral


Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.





Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.


Menurunkan edema serebri


Menurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.








Sakit kepala sehubungan dengan adanya iritasi lapisan otak


Tujuan


Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol





Kriteria evaluasi


• Pasien dapat tidur dengan tenang


• Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.











Rencana Tindakan


























INTERVENSI


RASIONALISASI


Independent


Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang





Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat


Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata


Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak


Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati


Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / disconfort


Kolaborasi


Berikan obat analgesik





Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.








Potensial terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran


Tujuan:


Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran





Rencana Tindakan


























INTERVENSI


RASIONALISASI


Independent


monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya





Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.


Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.


Melindungi pasien bila kejang terjadi


Pertahankan bedrest total selama fae akut


Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi


Kolaborasi


Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.





Untuk mencegah atau mengurangi kejang.


Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.











DAFTAR KEPUSTAKAAN





• Donnad, Medical Surgical Nursing, WB Saunders, 1991


• Kapita Selekta Kedokteran FKUI, Media Aesculapius, 1982


• Brunner / Suddarth, Medical Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984



• http://askep-askeb-kita.blogspot.com/





muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: