Pengertian
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Etiologi dan Klasifikasi
Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK).
Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
Gejala Klinis
Komplikasi
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Etiologi dan Klasifikasi
- Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui.
- Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
- Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder.
- Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik.
- Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas.
- Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
- Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
- Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.
- Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri.
- Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
- 12) Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
- Rickettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
- Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
- Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa.
- Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002).
Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
- Invasi langsung ke miokard.
- Proses immunologis terhadap miokard.
- Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell (sel NK).
Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
Gejala Klinis
- Letih.
- Napas pendek.
- Detak jantung tidak teratur.
- Demam.
- Gejala-gejala lain karena gangguan yang mendasarinya (Griffith, 1994).
- Menggigil.
- Demam.
- Anoreksia.
- Nyeri dada.
- Dispnea dan disritmia.
- Tamponade ferikardial/kompresi (pada efusi perikardial) (DEPKES, 1993).
Komplikasi
- Kardiomiopati kongestif/dilated.
- Payah jantung kongestif.
- Efusi perikardial.
- AV block total.
- Trombi Kardiac (FKUI, 1999).
Pemeriksaan penunjang
- Laboratorium : leukosit, LED, limfosit, LDH.
- Elektrokardiografi.
- Rontgen thorax.
- Ekokardiografi.
- Biopsi endomiokardial (FKUI, 1999).
Penatalaksanaan
- Perawatan untuk tindakan observasi.
- Tirah baring/pembatasan aktivitas.
- Antibiotik atau kemoterapeutik.
- Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik (FKUI, 1999).
- Antibiotik.
- Obat kortison.
- Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk mencegah pembentukan bekuan (Griffith, 1994).
0 komentar:
Posting Komentar