KOTAK PENCARIAN:

ANDA INGIN MENYIMPAN BLOG INI SILAHKAN KLIK +1

Minggu, 24 April 2011

Benarkah Hidup Adalah Pilihan?

planning-choice-among-multiple-roads_id267012_size350

Mungkin artikel ini sedikit menyimpang dari tema kesehatan yang sering saya posting. Tetapi sebenarnya artikel ini secara psikologi dapat hidup-adalah-pilihanmeringankan atau menjadi ajang curhat teman teman dalam menggali dan mengembangkan potensi atau kemampuan dalam diri yang terpendam. Banyak yang tidak menyadari bahwa kurang berkembangnya potensi yang ada di dalam diri kita adalah sebab dari buah pikiran kita yang terlalu dibatasi oleh apa yang telah kita anggap sebagai idealisme. Hal ini banyak terjadi pada kita yang justru punya pendidikan tinggi. Terutama kita yang baru lulus sekolah.


Dengan berpegang pada idealisme maka pikiran kita akan menjadi sempit sebab kita akan terus berpikir di area ideal menurut kita. Contohnya, kita yang lulusan teknik mesin tentu kita akan berpikir bahwa kita harus bekerja atau minimal bergerak dalam bidang permesinan, yang lulusan perawat juga ingin menjadi seorang perawat. Atau bisa jadi karena pressure dari ortu yang sudah beranggapan bahwa kalo kita mengembangkan suatu idealisme kita pasti gagal. Masih ingat g?sejak kita kecil hingga beranjak dewasa pasti mendoktrin kita supaya besok kalo sudah besar kamu jadi Pegawai Bla..Bla..Bla..!. Saya jarang mendengar orang tua yang mengajari anaknya kalo 496139255_fdd40d1ddcsudah besar jadilah seperti apa yang kamu mau sesuai bakatmu. Jarang dengarkan?. Akibatnya adalah kita cenderung tidak mau mencoba hal-hal yang diluar latar belakang pendidikan kita. Jika ditawari sesuatu pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan yang ditempuh maka kita akan mengatakan ah…itu bukan bidang saya. Tidak ada salahnya sih jika kita mau mengejar cita-cita yang kita inginkan atau menerapkan ilmu yang kita pelajari di sekolah. Terus yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana jika lingkungan kita kurang mendukung keinginan kita untuk menjadi apa yang begitu kita cita-citakan sesuai dengan latar belakang pendidikan? Hal inilah yang menjadikan begitu banyak pengangguran di negara kita tercinta ini.


Mari kita belajar dari ilustrasi berikut. Jika kita berpikiran sempit maka kita akan mengatakan tidak bisa untuk menghubungkan kesembilan titik dibawah ini dengan empat garis lurus. Begitupun dalam pikiran kita, ketika batas-batas yang ada dalam pikiran kita tidak dilewati maka kita cenderung akan berputar di area tersebut.



Tapi cobalah berpikir keluar dari area sembilan titik tersebut dan hubungkan dengan empat garis lurus seperti gambar dibawah ini.



ternyata bisa kan..! ;)

Berpikir hanya sebatas didalam area sembilan titik tersebut itulah yang disebut berpikir sempit. Sementara ketika kita berpikir keluar dari batas pilihan-hiduparea sembilan titik tersebut maka kita akan menemukan jawabannya, itu yang dinamakan berpikir luas.


Ok, Guys…! kita punya potensi lain dalam diri kita masing-masing yang bisa dikembangkan tanpa terpaku pada pendidikan apa yang kita punyai. Mari kita kembangkan dengan sungguh-sungguh tanpa melihat latar belakang pendidikan.


Tuhan tidak menciptakan kita untuk terbatas menjadi apa yang kita inginkan.”


Disini saya tidak bermaksud mengajari atau malah menggurui anda. Actually saya juga manusia biasa yang banyak sering kali mendapatkan kegagalan. Tetapi saya yakin diantara teman teman yang mengunjungi blog ini juga pernah merasakan hal sama seperti saya. Banyak sekali contoh orang-orang yang sukses dibidang tertentu yang sama sekali jauh dari latar belakang pendidikan yang dia punyai. Jangan takut gagal dalam mencoba hal-hal baru yang ingin anda kuasai. Dengan doa dan usaha insyaallah apa yang kita kerjakan pasti menjadi lebih mudah. Anggaplah setiap kegagalan yang terjadi adalah biaya pendidikan sukses anda.


by : Kang YUYU

curhat, mengembangkan potensi diri, menyikapi kegagalan, pengangguran
muncul 1x

0 komentar:

TIDAK MENEMUKAN YANG DICARI GUNAKAN KOTAK PENCARIAN: